Empat Kampung Paling Rawan di Kaki Marapi

Petani membersihkan sawi dilatari Gunung Marapi di Padangpanjang
Sumber :
  • Antara/ Iggoy el Fitra

VIVAnews - Empat Jorong—kawasan setingkat dusun—di kaki Gunung Marapi terancam bahaya awan panas hingga bom batu bila gunung ini meletus eksplosif. Keempat dusun ini hanya berjarak sekitar 3 kilometer hingga 5 kilometer dari puncak gunung setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut itu.

“Dari zonasi bencana yang kita buat, daerah zona dua ini berada di Kabupaten Tanah Datar, tepatnya di Nagari Aie Angek,” ujar Koordinator Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana Sumatera Barat Ade Edward pada VIVAnews, Selasa, 9 Agustus 2011.

Dari data sebaran bahaya Marapi dilansir Pusdalops PB Sumbar, jumlah warga di zona bahaya ini mencapai 2.804 orang. Mereka tersebar di empat jorong: Jorong Kapalo Koto, Jorong Kayu Tanduak, Jorong Kandang Sampil, Koto Nan Gadang. Keempat jorong ini rawan akan ancaman banjir larva, awan panas, gas beracun, dan guguran batu pijar.

“Ini daerah terdekat dari puncak Marapi,” kata Ade.  Sejauh ini, sambungnya, warga yang masuk dalam sebaran bahaya gunung Marapi yang terbilang desa terdekat dengan puncak ini memiliki kearifan lokal dan telah memahami kondisi Marapi. Mereka juga memahami ke mana mesti berlari saat Marapi meletus eksplosif.

Sedangkan daerah yang masuk zona rawan satu bahaya Marapi—berjarak sekitar 5 km hingga 7 km dari puncak—mencapai 31 Nagari (desa) yang tersebar di dua Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam. Jumlah populasi di daerah rawan satu ini mencapai 169.030 jiwa dengan rincian: 89.136 jiwa di Agam dan sisanya 79.894 jiwa di Tanah Datar.

Di wilayah rawan satu ini, ancaman bahaya Marapi berupa hujan abu dan lontaran batu pijar. Kondisi ini terjadi di separoh Nagari Panyalaian seperti  Jorong Koto Tuo, Pincuran Tinggui, Bintungan, dan Pasa Rabaa.  Sedangkan nagari lain yang tergolong dalam zona ancaman bahaya satu berpotensi terkena lontaran batu pijar dan hujan lava.

Bahaya Marapi, seperti dilansir Pusdalops PB Sumbar memang cukup komplit. Mulai dari awan panas, gas beracun, bom batu, hingga hujan lava. Tercatat sejak abad ke-18, Marapi telah meletus eksplosif sebanyak 50 kali. Terakhir, tahun 1979, letusan Marapi menewaskan 60 orang dan menghancurkan sejumlah kawasan yang berada di kaki gunung Marapi.

Pemprov: Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan

Laporan Eri Naldi|Padang

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae.

OJK Beberkan Kunci Hadapi Memanasnya Dinamika Ekonomi Global

OJK meminta masyarakat untuk tidak panik merespons meningkatnya tensi geopolitik antara Iran-Israel.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024