Si Pono, Syekh dari Padang yang Membujang

Makam Syekh Burhanuddin di Ulakan, Padang
Sumber :
  • VIVAnews/Eri Naldi

VIVAnews - Makam Syekh Burhanuddin di Korong Manggopah Dalam, Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Padang Pariaman, Sumatera Barat, tak pernah sepi dari para peziarah. Makam seluas hampir satu hektare ini juga diisi sejumlah makam para ulama penerus Syekh Burhanuddin.

Di bulan Ramadan, makam ini ramai dikunjungi para peziarah dari sejumlah daerah. Puncaknya pada bulan Syafar, saat zikir bersama para penganut tareqat Satariyah yang dipusatkan di Ulakan. Syekh Burhanuddin merupakan ulama yang kali pertama menyebarkan metode tareqat di Minangkabau.

"Metode ini diperolehnya saat berguru ke Syekh Abdurrauf al Singklli di Aceh, beliau yang pertama mengembangkan ajaran tareqat Satariyah di Minang dari Ulakan," kata Dekan Fakultas Adab Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Irhas A Shamad, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com.

Syekh Burhanuddin yang memliki nama kecil Si Pono, merupakan ulama pembaharu yang muncul di Minang pada paroh pertama abad ke-18. Sepulang berguru dari Aceh, si Pono dihadapkan pada persoalan umat yang masih menjalankan praktek agama di luar Islam. Kala itu, cerita Irhas, praktek jahiliyah masih berlaku di tengah umat.

Sebagai seorang sufi, Syekh Burhanudin menjadi ulama penting dalam perkembangan Islam di Minangkabau, terutama metode tareqat Satariyah yang bersumber dari paham Abdullah bin Satar. "Ada banyak cara untuk bertakaruf ke Tuhan, metode tareqat ini menjadi salah satunya," kata Irhas.

Sampai kini, metode ini masih bertahan sejak tiga abad lalu dikenalkan Syekh Burhanudin. Cerita tentang peran beliau sebagai ulama besar bisa dijumpai dari sejumlah literatur. Banyak tulisan yang memuat tentang bagaimana ulama besar ini mengembangkan Islam dari Ulakan.

Dari kisah sejumlah pengikutnya, Syekh Burhanudin tidak menikah hinggga tutup usia. Pertimbangan beliau tidak menikah ini ditulis sejumlah murid beliau, penganut tareqat Satariyah. "Memang begitu adanya, beliau lebih mengutamakan kegiatan dunia untuk akhirat," tambah dosen Adab ini.

Penelusuran VIVAnews.com kepada sejumlah ulama tareqat Satariyah di Ulakan, cerita itu benar adanya. Syekh Burhanudin menghabiskan waktunya untuk memikirkan akhirat dan mengesampingkan kegiatan yang bersifat keduniaan.

Terlepas dari cerita kontroversi soal pribadinya, Syekh Burhanuddin dipercayai banyak orang memiliki kaaromah karena kedekatannya dengan sang pencipta. Banyak cerita-cerita turun tentang karomah syekh Burhanuddin yang hingga saat ini masih terdengar. Tapi, bukan hal itu yang membuat metode tareqat yang dikembangkannya masih bertahan hingga saat ini.

"Metodologi dakwahnya pas, cocok dengan kultur kita. Beliau mengajarkan bagaimana cara berhubungan dengan Tuhan dan berhubungan dengan guru," kata ulama Satariyah, Ali Nurdin.

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Ulakan Tapakis ini menceritakan, hingga kini tareqat Satariyah masih mempertahankan cara melihat bulan dengan mata telanjang untuk menentukan 1 Ramadan, atau hari besar Islam lainnya.

Syekh Burhanudin diyakini meninggal pada usia 53 tahun. Diberbagai literatur ditemukan, beliau meninggal pada tanggal 10 Syafar 1116 Hijriah atau tahun 1704 M. Tanggal saat beliau meninggal ini yang dijadikan puncak kegiatan 'baSafar'.

Konon kabarnya, kuburan beliau pertama berada di lokasi lain yang jauh dari areal makam yang ada saat ini. Jasad Syekh Burhanudin hilang dan berpindah dengan sendirinya ke lokasi makam yang sekarang. "Mitosnya begitu, meskipun sulit untuk membuktikannya ini memberi tanda bahwa sedemikian besar penghormatan pengikutnya pada beliau," ujar Dekan Adab IAIN Irhas, A Shamad. (Laporan: Eri Naldi, Padang)

Surya Paloh Akui Berkontemplasi Lama Sebelum Putuskan Gabung ke Koalisi Prabowo
Siswa pelaku aksi tawuran diperiksa Polres Purworejo.

Viral di Media Sosial Tawuran Brutal Antar Pelajar, 3 Pelaku Terancam Hukuman Penjara 10 Tahun

Peristiwa ini terekam dalam video yang viral di media sosial. Video menunjukkan sekelompok pelajar terlibat perkelahian di jalanan Purworejo sambil membawa sajam.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024