Pakar: AIDS, Alkohol Ancaman Utama Papua

Suku di Papua
Sumber :
  • Banjir Ambarita | Papua

VIVAnews - Papua saat ini menduduki peringkat kedua setelah DKI Jakarta untuk tabel kasus HIV/AIDS tertinggi di Indonesia. Perlu ada tindakan nyata dari semua pihak untuk mengambil peran dalam menangani penyebaran HIV/AIDS secara serius.

Hal tersebut diungkapkan oleh Mena Robert Satya dari Elijah Generation dalam paparannya berjudul "Urgensi Pendirian Rumah Rehabilitasi di Papua". Ia menjelaskan, angka HIV/AIDS yang tinggi di Papua menjadikan cermin bagi masyarakat untuk memikirkan dan mencari solusi atas hal ini.

Menko Polhukam Sebut Transaksi Judi Online 3 Bulan Pertama di 2024 Capai Rp 100 T

"Jika tidak, maka diperkirakan 20 tahun kemudian kita hanya mendengar bahwa di atas tanah Papua pernah ada bangsa kulit hitam yang hidup dan akhirnya Papua hanya menjadi museum," kata Satya.

Menurut Satya saat ini urgensi pendirian rumah rehabilitasi di Papua sangat dibutuhkan dan mendesak mengingat kondisi generasi muda Papua sekarang yang memprihatinkan serta perlu penanganan yang serius. Prinsip utama rumah rehabilitasi adalah upaya pemulihan terhadap mereka yang menjadi korban HIV/AIDS.

Satya menjelaskan perubahan karakter dan prespektif positif sangat penting dalam menolong korban yang terkena HIV/AIDS, ketergantungan alkohol, narkoba dan lain-lain.

Kasus Kekerasan

5 Fakta Selebgram Chandrika Chika Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Hal senada diungkapkan oleh Kanit V Dir I Kamtranas Bareskrim Polri, Kombes Pol Guntur Setyanto. Menurutnya minuman keras menjadi salah satu masalah diantara banyak masalah di tanah Papua. Kasus kekerasan dan kriminal di Papua umumnya dipengaruhi oleh minuman keras.

"Kondisi ini membuat pemerintah provinsi Papua mengambil tindakan ekstrem salah satunya adalah membatasi ataupun menghentikan peredaran minuman keras di seluruh wilayah provinsi Papua,"katanya.

Dengan peraturan ini, diharapkan rantai-rantai penghubung yang menyebabkan HIV/AIDS dapat terputus. Ia menjelaskan saat ini banyak orang Papua usia produktif yang meninggal karena alkohol dan penyakit HIV/AIDS sementara angka kelahiran semakin sedikit.

Ia menjelaskan kebiasaan minum alkohol orang Papua muncul akibat interaksi orang kulit putih dari Eropa. Padahal, di kalangan masyarakat Papua jarang mengenal minuman alkohol, juga tidak ada tradisi pesta minuman keras. Namun saat ini dikalangan para pecandu alkohol di Papua minum alkohol hanya untuk mencari perhatian ataupun melampiaskan emosi.

"Masyarakat Papua terdiri daru suku-suku yang mempunyai para pemimpin sebagai panutan, menyikapi kenyataan diatas diharapkan pemerintah mampi mengkomunikasikan kepada mereka dalam rangka meninggalkan pola hidup meminum minuman keras,"katanya.

Polri sendiri selalu berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Bebasnya masyarakat Papua dari minuman alkohol dan HIV/AIDS tergantung dari komitmen masyarakat Papua itu sendiri. "Polri tetap optimis mendampingi masyarakat Papua terbebas dari minuman keras," tutupnya. (ren)

Dr. BRA. Mooryati Soedibyo

In Memoriam: Prestasi Gemilang Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo dikabarkan meninggal dunia pada Rabu, 24 April 2024. Mooryati Soedibyo dikenal sebagai seorang pengusaha.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024