Selain Ujung Kulon

Di Yogya, Ada Pula Fenomena Lumba-lumba Mati

Lumba-lumba
Sumber :
  • Corbis

VIVAnews - Setelah penemuan 17 ekor lumba-lumba mati di Ujung Kulon, warga di Pantai Parangtritis dan Pantai Depok, Daerah Istimewa Yogyakarta juga menemukan fenomena yang sama. Sejumlah ikan lumba-lumba ditemukan mati terdampar.

"Petugas kita menemukan ikan dalam kondisi mati di bibir pantai tak jauh dari Posko SAR Pantai Parangtritis,"kata Taufik M Faqi, Sekretaris Tim SAR Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, DIY..

Taufik menyatakan karena ikan lumba-lumba sudah dalam kondisi mati dan mengeluarkan bau busuk maka oleh petugas SAR dikubur. "Hari Minggu kemarin, sekitar pukul 09.00 WIB lumba-lumba yang mati kita kubur," ujarnya.

Jumat lalu, Koordinator Riset dan Rehabilitasi Satwa Jakarta Animal Aid Network, Benvika, mengatakan, ada 17 lumba-lumba mati terdampar di Ujung Kulon. Dia menjelaskan, lumba-lumba itu terdampar sejak Rabu kemarin. Awalnya ditemukan 16 yang mati, dan keesokan harinya ditemukan lagi satu lumba-lumba jenis hidung botol dalam keadaan tak bernyawa.

Benvika mengungkapkan, penyebab ilmiah kenapa ikan itu mati sedang dalam pengkajian. "Kalau berdasarkan cerita-cerita, ada beberapa faktor. Antara lain diduga lumba-lumba itu tersesat dan akhirnya terdampar," tutur dia.

Kapal Kosong

Sementara sekitar 3 kilometer dari pantai Parangtritis yaitu Pantai Depok ditemukan pula kapal terapung-terapung di bibir pantai. Kapal ditemukan pada hari Sabtu sekitar pukul 03.00. Kapal dengan panjang 17,30 meter dan Lebar 5,90 meter itu langsung diamankan oleh Tim Search And Rescue (SAR) Parangtritis dan Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda DIY saat itu juga.

"Kapalnya datang dari Timur, arah Gunung Kidul. Pas  kami datang, kapal sudah kosong," kata Ketua SAR Parangtritis Ali Sutanto.

Saat dilakukan pemeriksaan pada kapal tersebut SAR dan Polairud langsung mengamankan beberapa barang dari kapal semisal  drum isi solar,  drum isi air tawar, alat penerangan dan mesin diesel kapal tersebut. Dari pemeriksaan, pihaknya menemukan adanya kebocoran di lambung belakang sebelah kanan dan bawah. Mesin dieselnya juga rusak.

"Pas telepon-teleponan dengan SAR Baron, ternyata penumpangnya ada empat dan sudah diamankan nelayan Baron," katanya

Ia menjelaskan jarak antara Parangtritis dan Baron sekitar satu jam atau lima puluh kilometer melalui jalur laut. Pengamanan oleh nelayan Baron dan SAR Baron kemungkinan karena kapal itu sudah terdeteksi sejak dari sana. Itulah sebabnya kapal sudah dalam keadaan kosong, kemungkinan awak kapal sudah diangkut para nelayan lainnya.

"Saat ini saya nunggu dari Polairud saja keputusannya," katanya.

Kasie patroli dan Pengawalan (patwal) Polair Polda DIY Kompol Boni menambahkan, ada kejanggalan dari kapal tersebut. Sebagai kapal nelayan, seharusnya ada jaring untuk menangkap ikan, tetapi kapal yang terdampar itu tidak ada sama sekali.

"Nama kapal, dokumen juga tidak ada," katanya.

Saat dikonfirmasi, Ketua SAR Baron Sunardi menjelaskan keempat penghuni kapal itu adalah Mattajim (48), Dusun Pasardaya,07/05 Desa Talango Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep; Amirudin (55), Parno (58) warga Majumklak, 01/08 Panutan, Kalipucang, Kabupaten Ciamis; dan Matridwan. Nama kapal yang terdampar itu di perairan Gunung Kidul adalah KLM Jati Luhur.

"Ia sih ngakunya baru beli kapal dari Madura, dan berlayar dari Madura pada 30 september 2011 dengan tujuan Palembang. Belum sampai, lambung kapalnya sudah bocor," katanya. (sj)

Laporan Juna Sanbawa | Yogyakarta

Momen Haru Siraman dan Pengajian Putri Isnari: Persiapan Menuju Pelaminan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

Hasto Usul Kasus Connie Bakrie Disetop, Minta Aparat Fokus Usut Korupsi Tambang

Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, laporan terhadap Connie Bakrie di kepolisian itu tidak beralasan.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024