Masyarakat Indonesia Masih Trauma Fukushima

Ilustrasi Pembangkit nuklir.
Sumber :
  • www.commuteroutrage.com

VIVAnews - Gempa 8,9 Skala Richter yang mengguncang Jepang tak hanya menimbulkan horor kehancuran dan kematian puluhan ribu orang akibat tsunami. Tapi, bencana itu juga memicu trauma terhadap nuklir. Reaktor nuklir Fukushima meledak, Negeri Sakura dilanda krisis nuklir. 

Efek Fukushima juga dirasakan dunia. Masyarakat dunia trauma, takut dengan energi nuklir. Demo marak digelar, menolak reaktor. Meski, tak bisa dipungkiri, nuklir adalah energi alternatif masa depan.

Untuk mengampanyekan keamanan energi nuklir, Kementerian Riset dan Teknologi menghadirkan Dirjen IAEA (International Atomic Energy Agency), Yukia Amano ke Indonesia.

Dalam laporannya, Yukia menyatakan, tidak ada dampak korban jiwa pada kecelakaan reaktor nuklir Fukushima. Meski, 112 ribu jiwa harus mengungsi untuk menghindari radiasi nuklir.
 
Korban jiwa yang jatuh di Prefektur Fukusima, menurut dia, merupakan dampak dari tsunami dan gempa. Bukan dampak nuklir. Kata dia, bukti ini setidaknya menjadi dasar bahwa energi nuklir merupakan energi yang aman untuk manusia.

Bagaimana efek Fukushima mempengaruhi penerimaan masyarakat pada nuklir?

Ketua KPU Dilaporkan karena Diduga Lakukan Tindakan Asusila

"Masyarakat Jepang secara psikologis terganggu, sebelum Fukushima, 66 persen masyarakat Jepang menerima nuklir. Tapi, saat ini, 74 persen anti nuklir,” ujar Deputi Jaringan Iptek Kemenristek, Syamsa Ardisasmita dalam konferensi pers di kantor BPPT, Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2011.
 
Di Indonesia, kecelakaan reaktor Fukushima membuat masyarakat makin takut. "Sekarang 35 persen masyarakat kita mendukung nuklir, 47 persen menolak,” tambahnya. Meski banyak kalangan yang takut dengan radiasi nuklir.

Syamsa menyebutkan, ke depan harus ada energi alternatif, mengingat energi fosil dan natural di Indonesia terbatas. "Energi angin dan laut kita kecil, hanya di Indonesia Timur dan Lombok," ujarnya. Untuk itu, ia menyatakan bahwa nuklir merupakan salah satu opsi.
 
Terlebih kebijakan pemerintah saat ini masih memprioritaskan perkembangan energi nuklir sampai 2025, yang termuat dalam Inpres No 1 Tahun 2010.

Untuk mengampanyekan nuklir aman, Kemenristek dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) terus memberikan pendidikan pengetahuan melalui sosialisasi dari level bawah hingga atas. Selain itu, pemerintah melakukan jajak pendapat untuk mengetahui respons masyarakat terhadap energi nuklir. (art)

2 Motor Adu Banteng di Kembangan Jakbar, 1 Orang Tewas
Ilustrasi buah dan sayur.

Tak Bisa Penuhi Kebutuhan Harian, Sayuran dan Buah Ini Sangat Rendah Protein

Protein merupakan salah satu nutrisi paling penting untuk tubuh. Protein bermanfaat untuk pembentukan otot, meningkatkan kekebalan tubuh hingga produksi kolagen.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024