- ANTARA/ Noveradika
VIVAnews - Jelang akad nikah, putri Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gusti Kanjeng Ratu Bendara atau GRAy Nurastuti Wijareni tidak boleh bertemu dengan calon suaminya, Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara atau Achmad Ubaidillah, yang menjalani tradisi nyantri.
Untuk mengobati rindu, kedua mempelai pun berkomunikasi dengan memanfaatkan teknologi, yaitu melalui BlackBerry Messenger. BBM itu merupakan fasilitas komunikasi berbasis teks pada ponsel pintar BlackBerry.
"Kalau kangen saya BBM-an sama Jeng Reni," kata KPH Yudanegara atau Achmad Ubaidillah, calon Mantu Sultan disela-sela proses Nyantri di kawasan Kraton Yogyakarta, Minggu 16 Oktober 2011.
Ia mengatakan, selama dua hari sejak hari ini tidak bisa bertemu dengan calon istrinya. Karena itu, Ubay melalui pesan BBM kemudian berpesan agar putri bungsu Sultan itu menjaga kondisi fisiknya selama prosesi pernikahan tersebut.
"Saya sudah BBM Jeng Reni, jangan lupa berdoa. Sekarang ini kami baru mulai dan akan menjalankan prosesi hingga 19 Oktober nanti. Kalau bisa, jaga kondisi, selalu berdoa dan salat," ungkapnya.
Ubay berharap, semoga selama prosesi pernikahannya berjalan lancar dan tidak ada hambatan hingga usai pernikahan. Ubay juga telah menyampaikan pada keluarganya tentang tata krama adat Jawa selama prosesi pernikahan berlangsung.
"Dalam rapat keluarga Sabtu kemarin saya menginformasikan adat Jawa, tentang tatakrama adat Kraton, jangan sampai ada kesalahan yang kecil-kecil," tuturnya.
Tak hanya itu, Ubay juga mengaku tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan pernikahan. "Malam tidur antara nyenyak dan tidak nyenyak," ungkapnya.
Ia berharap, agar prosesi pernikahannya dengan putri bungsu Sultan itu berjalan dengan baik dan lancar. "Semoga tidak ada hambatan sesuatu sejak tanggal 16-19 Oktober depan, serta do'a jalan terus," ujarnya. (ren)
Laporan: Erick Tanjung | DIY
Deretan 5 Brand Perbankan Terkuat di Dunia, BCA Menempati Posisi Pertama
Bank Central Asia (BCA) baru-baru ini diberi penghargaan sebagai brand perbankan terkuat di dunia pada tahun 2024, menurut data dari Brand Finance Banking.
