Komnas HAM Tinjau Ulang Video Mesuji

Tragedi Mesuji di Lampung
Sumber :
  • kabar pagi-tvOne

VIVAnews - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan meninjau ulang video pembantaian di Mesuji yang dilaporkan ke Dewan Perwakilan Rakyat beberapa waktu lalu. Diduga, ada adegan kekerasan yang diambil dari konflik Thailand dalam video tersebut.

"Tentu kami akan meninjau ulang, memang perlu ada verifikasi lapangan apakah yang terjadi di Mesuji seperti itu," kata Ridha saat dihubungi VIVAnews.com, Sabtu 17 Desember 2011.

"Memang harus diungkapkan apakah peristiwa itu terjadi sesadis itu atau bagaimana. Atau ini hanya sebagian adegan yang dimasukkan dalam rangkaian video itu."

Meski demikian, Ridha menyatakan kasus ini harus diusut tuntas. Terlepas ada atau tidaknya adegan yang dicomot dari peristiwa di luar Mesuji. "Tentu harus diselesaikan, karena ini peristiwa luar biasa," ujar dia.

Ridha menambahkan, Komnas HAM sendiri mengetahui peristiwa kekerasan di Kecamatan Mesuji, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan pada April 2011. Dalam kerusuhan itu, Komnas HAM menemukan fakta lima orang tewas. "Ini dipicu oleh konflik perkebunan. Komnas HAM telah merekomendasikan ke polisi untuk melakukan penegakan hukum," ujar Ridha.

Terkait keterlibatan aparat kepolisian, dia melanjutkan, Komnas HAM belum mengetahuinya. Komnas HAM akan mencari kebenaran tudingan tersebut.

Sebelumnya, dalam artikel yang diunggah 16 Desember 2011, CBS News menyebut bahwa salah satu adegan dalam video pemenggalan kepala yang dikaitkan dengan pembantaian Mesuji diambil dari konflik di Thailand Selatan.

Dalam video yang beredar luas di dunia maya itu, terlihat sejumlah pelaku pembantaian bercelana loreng, bersenapan, dan mengenakan topeng, menenteng kepala yang terpenggal. Muncul dugaan bahwa mereka adalah anggota separatis Pattani yang terlibat konflik SARA di Thailand.

Dugaan itu menguat ketika memperhatikan bahasa dan dialek yang mereka gunakan, mirip dengan bahasa dan dialek Melayu Pattani. Dalam video itu, mereka sengaja menampilkan aksi sadis sambil meneriakkan "Islamiyah Fathoni Darussalam", lalu muncul kata-kata, "Merdeka, Merdeka".

Berdasarkan analisis sementara yang dilakukan media tersebut, pengunggah video tersebut sengaja menggabungkan aksi pembantaian di Thailand dengan peristiwa sadis di Mesuji. (art)

Kehadiran Anies dan Muhaimin di KPU Tunjukkan Kedewasaan Politik meski Pahit, Menurut Pengamat
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto

Terinspirasi Langkah Indonesia, Amerika Serikat Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Airlangga: Implementasi EUDR jelas akan melukai dan merugikan komoditas perkebunan dan kehutanan yang begitu penting buat kami seperti kakao, kopi, karet, produk kayu.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024