Imparsial : Ada Yang Ingin Papua Bergolak

Gerbang masuk Pusat Perkantoran dan Perumahan Freeport di Timika, Papua
Sumber :
  • Antara/ Spedy Paereng

VIVAnews - Teror berupa penembakan yang dilakukan oleh kelompok tak dikenal terus menerus memanaskan situasi Papua, khususnya Timika, sejak Juli 2009. Pemerhati HAM Imparsial menilai sejumlah kekerasan di Papua sarat dengan motif politik.

Terancam PHK Massal, Ratusan Karyawan Polo Ralph Lauren Demo di Depan MA

Seperti diketahui, penembakan yang kembali terjadi di areal tambang Freeport, Kamis 9 Februari 2012, menewaskan dua karyawan subkontraktor. Dari penembakan ke arah mobil yang ditumpangi enam orang itu, dua orang lainnya mengalami luka tembak.

"Kami menilai aksi kekerasan di Papua tidak terjadi pada ruang yang kosong. Aksi tersebut sarat dengan motif politik, yang menginginkan Papua pada kondisi tidak aman,  sehingga terus menempatkan Papua sebagai daerah rawan konflik," ujar Direktur Imparsial, Poengki Indarti, melalui surat elektroniknya, Kamis, 9 Februari 2012.

Imparsial mencatat, aksi kekerasan di Timika bukanlah yang pertama terjadi. Sebelum Pemilihan Umum, berbagai peristiwa kekerasan di Papua juga terjadi. Aksi-aksi ini, bagi Imparsial, bisa dianggap sebagai rangkaian kekerasan yang saling terkait dengan tujuan menciptakan ketidakamanan di Papua.

Diskriminasi Terhadap Perempuan Dalam Pekerjaan Kian Parah di Tiongkok

Tak hanya itu, Imparsial  mensinyalir terulangnya teror dan aksi kekerasan di Timika dilakukan  oleh orang-orang terlatih dan direncanakan. "Terjadinya kekerasan justru  pada saat aparat keamanan menerapkan kontrol dan penjagaan yang sangat ketat untuk menjamin keamanan di Papua," ungkap Poengki.

Namun, sambungnya, sejak awal aparat selalu menuding Organisasi Papua Merdeka (OPM) berada di balik penembakan-penembakan itu. Bahkan, alasan tersebut juga digunakan untuk memburu dan menembak mati Kelly Kwalik.

Imparsial justru heran, hingga 2012 penembakan-penembakan masih terus terjadi tanpa diimbangi keberhasilan aparat keamanan untuk bisa menangkap dan mengungkap siapa pelaku penembakan. Hal ini menjadi pertanyaan mengingat penjagaan keamanan di wilayah penambangan Freeport sangat ketat.

Melihat kondisi tersebut, Poengki mendesak agar aparat Kepolisian RI bertindak tegas dalam upaya penegakan hukum untuk menyelesaikan kasus teror dan kekerasan yang terjadi di Papau.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono juga diharapkan mengevaluasi kinerja aparatnya dalam menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat yang menjadi korban aksi terror dan kekerasan yang terjadi di Papua.

Pemain Korea Selatan Puji Timnas Indonesia U-23
Starbucks Indonesia menyerahkan ribuan buku untuk anak-anak.

Hari Buku Sedunia, Starbucks Indonesia Serahkan 8.769 Buku untuk Anak-anak

Ribuan buku tersebut merupakan donasi dari para pelanggan Starbucks Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024