Sukhoi Tabrak Gunung Saat Bermanuver?

Serpihan Pesawat Sukhoi Superjet-100
Sumber :
  • ANTARA/Duyeh-Eko Sulistio

VIVAnews -- Hingga saat ini penyebab pasti mengapa pesawat Sukhoi Superjet-100 menabrak tebing Gunung Salak, Rabu 9 Mei 2012 belum diketahui. Kotak hitam belum juga ditemukan.

Kendati demikian, sejumlah spekulasi berseliweran, dari faktor cuaca, dugaan kesalahan manusia, dugaan faktor teknis pesawat, sampai dugaan pembajakan. Mengapa pilot meminta izin turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki menjadi pertanyaan besar.

Sumber VIVAnews di lokasi evakuasi Sukhoi, Minggi 13 Mei 2012, menduga, pilot pesawat, Alexandr Yablontsev minta turun karena ingin melakukan manuver untuk menunjukkan kelebihan SSJ-100.

Soal cuaca buruk, dia menambahkan, itu semestinya terdeteksi dalam radar. "Selain pilot dan kopilot, dalam kabin juga ada navigator, yang mengetahui jalur perjalanan udara, termasuk ada apa saja di sana seperti BTS, gunung, dan lainnya," kata dia.

Semua keputusan, apakah harus turun dari ketinggian, apakah harus menghindari gunung, harus dilakukan musyawarah mereka bertiga. "Sehingga mustahil apabila pilot tidak mengetahui adanya sebuah gunung di depannya."

Itu yang mendasari dugaan, pilot bermaksud melakukan manuver uji coba kelebihan yg dimiliki pesawat. Apalagi semua pesawat modern memiliki sistem autopilot. Termasuk, sistem naik otomatis ketika di depannya ada sesuatu yang menghalangi. "Permintaan untuk turun dari 10.000 kaki ke 6.000 kaki, ada kemungkinan pilot sedang mencoba mendekati tebing gunung, dan kemudian mengujicobakan sistem naik otomatis yang dimiliki Sukhoi itu."

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Dia menambahkan, kecil kemungkinannya pesawat itu menabrak tebing karena hal mistik dan faktor cuaca. "Kalau pun faktor cuaca buruk, seharusnya pesawat itu terbang lebih tinggi lagi, bukan malah turun. Karena radar sudah mendeteksi adanya gunung, dan navigator sudah mengetahui gunung-gunung yang ada di jalur penerbangan pesawat itu," ujarnya.

Saat dugaan dikonfirmasi, Marsekal Muda (Purn) Sunaryo, perwakilan PT Trimarga Rekatama, agen penjualan Sukhoi di Indonesia, tak mau berspekulasi soal itu. "Saya minta tolong, itu sudah KNKT wewenangnya yang menjelaskan. Soal penerbangan sudah tidak ditangan saya, sudah bukan hak saya untuk mengatakan itu," kata dia di RS Polri, Minggu siang. (eh)

Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024