VIVAnews - Memperingati hari menentang pekerja anak internasional, puluhan pekerja anak membuat film 'Aku, Masa Depanmu Indonesia!'. Bekerja sama dengan organisasi perburuhan Internasional (ILO) dan Yayasan Kampung Halaman, film berdurasi 60 menit ini memotret kehidupan pekerja anak.
Ketua Yayasan Kampung Halaman, Dian Herdiany, mengatakan, judul film itu sekaligus bentuk kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah anak-anak di bawah umur yang harus bekerja. Mengingatkan hak anak atas pendidikan dan perlindungi anak atas pekerjaan berisiko tinggi.
"Kampanye ini juga mengajak berbagai pihak yang berkepentingan untuk bersama-sama mendorong tindakan lebih lanjut untuk mengakhiri fenomena pekerja anak melalui pendidikan," kata Dian, di Jakarta, Minggu 24 Juni 2012.
Film ini melibatkan 38 pekerja anak dari Jakarta, Makassar, dan Sukabumi. Mereka, terbagi dalam lima kelompok pekerja anak: pekerja seks komersial, anak jalanan, pemulung, pekerja rumah tangga dan buruh pabrik. "Kelima sektor pekerjaan ini adalah sektor pekerjaan paling berisiko yang paling banyak dilakukan pekerja anak di Indonesia," ujarnya.
Bekerja sama dengan sejumlah lembaga perlindungan anak seperti YKIA, LPA Sulawesi Selatan, Mitra Imadei, Bandungwangi, penggarapan film ini
Mereka yang terlibat usianya di bawah 17 tahun. Penggarapan dilakukan selama 1,5 bulan pada Mei-Juni 2012, berdasar arahan tujuh mentor dengan latar belakang film dan antropologi.
Film yang merupakan rangkaian kampanye 'Aku, Masa Depanmu Indonesia' ini terangkai dari enam kisah: "Mimpi PRTA", "(S)URIP di Jalanan", "Assala assikola" (yang penting sekolah), "Yabo" (memulung), "Terlalu lelah", dan "Dear parents".
Imah, salah satu pembuat film yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga mengungkapkan, dirinya senang dengan adanya pembuatan film ini. "Selama ini kami cuma meredam perasaan kita aja, dengan adanya film ini kami pengen semua orang tau tentang keadaan kita," kata Imah.
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Zulhas: Pengusaha Curang Membunuh Usahanya Sendiri
Mendag Zulhas menekankan kepada para pengusaha untuk selalu berupaya melakukan inovasi.
