- hubpages.com
VIVAnews - Ada yang berbeda di Mapolres Bojonegoro, Kamis 20 September 2012. Beberapa anggota penyidiknya diajari ilmu hipnotis.
Tujuannya, selama mereka mengikuti pelatihan ini mengerti dan memahami ilmu hipnotis dalam bertugas. Tentu ini terkait penyelidikan, meski mereka sudah menguasai hipnotis.
"Ya memang, baru kali ini melakukan pelatihan metode hipnosis untuk penyidikan. Tapi bagaimana pun semoga bermanfaat bagi semua," kata Kasat Reskrim Polres Bojonegoro AKP Joes Indra Lana Wira.
Sementara itu, Firman Ahadi, Training Coordinator PT Tripatra, mengatakan kalau tujuan pelatihan ini positif. Karena ilmu tersebut dapat digunakan mengidentifikasi dalam pengaruh hipnosis.
"Intinya bagaimana menggunakan Hipnosis ini untuk penyidikan," ucap Firman.
Selama ini, Firman melanjutkan, asumsi hipnotis dianggap negatif. Padahal, juga berdampak positif.
"Jangan sampai di kepolisian salah memahami arti hipnosis. Diharapkan nantinya bisa menerapkan dengan baik disamping cara-cara yang sudah dilakukan mereka sebelumnya," tuturnya.
Sedangkan, Edi Surahmat License NLP PT Tripatra mengatakan, di antara mereka yang ikut pelatihan tersebut diharap bisa menyadarkan jika rekannya terkena hipnotis. Selain itu, juga bisa mengamalkan ilmu kepada masyarakat yang notabene salah mengartikan hipnosis.
"Dalam metode ini sama sekali tidak mengganti ilmu dari kepolisian. Namun lebih pada menambah wawasan sehingga ada alternatif lain dalam melakukan penyelidikan," katanya.
Dokter Boyke Sebut Perilaku Menyimpang Homoseksual Bisa Terjadi di Dalam Sel Tahanan
Diungkap dokter Boyke, saat jalani hukuman di penjara maka penyimpangan seks itu terjadi lantaran keterpaksaan. Sedangkan hasrat seksual pria sendiri sulit untuk ditahan.
