Kronologi Penganiayaan Fotografer Riau Pos

oknum TNI menindih dan mencekik wartawan Didik Herawanto dari Riau Pos
Sumber :
  • Antara

VIVAnews - Didik Herwanto, fotografer Riau Pos dianiaya oknum perwira TNI Angkatan Udara saat meliput jatuhnya pesawat Hawk 200 di Pekanbaru, Riau, Selasa 16 Oktober 2012. Belakangan diketahui, perwira TNI AU itu adalah Letkol Robert Simanjuntak.

Kepada media tempatnya bekerja, Didik menceritakan seluruh peristiwa kekerasan yang dialaminya. Berikut kronologinya:

Sekitar pukul 09.30 WIB, Didik Herwanto yang akan pergi mandi mendengar ada suara ledakan dan kemudian teriakan kalau ada pesawat jatuh. Didik yang tinggal di Jalan Pahlawan Kerja, tak jauh dari Pangkalan Udara TNI AU, dengan masih memakai celana pendek berwarna donker dan baju berwarna hijau langsung berlari menyambar tas kamera ke arah suara ledakan menggunakan motor.

Lima menit kemudian, dia sudah sampai di lokasi kejadian. Yakni lokasi jatuhnya pesawat Hawk 200 milik TNI AU di Jalan Amal Bhakti, Pasir Putih, Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.

Didik adalah wartawan pertama yang sampai di lokasi kejadian. Meski warga sudah ramai, tetapi belum ada aparat dari TNI AU. Dia kemudian melakukan pekerjaan jurnalistik dengan melakukan pemotretan terhadap pesawat yang sedang terbakar hebat tersebut dari beberapa sisi. Sekitar 20 menit kemudian datang wartawan beberapa media lainnya dan mengabadikan peristiwa tersebut.

Beberapa saat setelah itu datang pasukan AURI. Ketika beberapa pasukan AURI itu berteriak “Awas ada bom...”, Didik kemudian menjauh sekitar 50 meter dari pesawat, dan masih melakukan pemotretan.

Saat sedang memotret puing kursi pelontar yang digunakan pilot untuk menyelamatkan diri, serta-merta datang Kadispers Lanud Pekanbaru Letkol Robert Simanjuntak dengan pakaian dinasnya, yang berlari ke arah Didik dan berteriak, “Kamu orang mati kalau mengambil gambar...”

Robert langsung menendang Didik, mendorongnya hingga jatuh, mencekiknya, memukul kepalanya beberapa kali, menekankan lututnya ke kandung kemih Didik sambil melompat. Dan tiba-tiba ada seseorang dengan kostum orange merampas kamera Didik.

Tak hanya itu, beberapa saat kemudian datang lebih dari lima tentara dan langsung menendang dan menginjak-injak Didik secara bergantian. Padahal ketika itu Didik sudah mengaku sebagai fotografer Riau Pos dan menunjukkan Id card-nya yang dikalungkan di leher. Namun Robert dan anak buahnya tak peduli dan mengatakan: “Tak peduli mau wartawan Riau Pos atau siapa...”

Setelah sekian lama dianiaya Robert dan personel AU lainnya di depan masyarakat yang tak berani memisahkan, termasuk di depan anak-anak berseragam merah-putih (SD), Didik kemudian diselamatkan oleh seorang anggota POM TNI AU, dan dimasukkan ke dalam mobilnya.

Meski sudah diamankan POM TNI AU, beberapa oknum TNI AU masih sempat mengancam: “Aku sudah tahu alamatmu, awas kau malam nanti ya...”

Selama sekitar 15 menit Didik diamankan oleh anggota POM TNI AU, dan kemudian dievakuasi ke Markas POM di Komples LANUD Pekanbaru. Di sana, Didik langsung melaporkan peristiwa yang dialaminya tersebut secara resmi, dan memberikan penjelasan kronologinya.

Pihak POM kemudian membawanya ke RS TNI AU tak jauh dari Markas POM untuk melakukan visum. Sekitar pukul 14.00 WIB, Didik kemudian diantar oleh beberapa wartawan Riau Pos ke RS Eka Hospital Pekanbaru untuk melakukan pengobatan.

Didik Herwanto mengalami luka serius di telinga kirinya, terlihat bengkak dan berdarah. Di sekujur punggungnya juga mengalami luka memar akibat ditendang dan diinjak oleh Robert dan personel AU lainnya. Didik juga mengaku kesakitan di pinggang sebelah kanandan ginjalnya.

Kalahkan Australia, Timnas Indonesia U-23 Didominasi Alumnus PPLP dan SKO Kemenpora

Komandan Pangkalan TNI AU Pekanbaru, Kolonel Bowo Budiarto, meminta maaf atas insiden pemukulan terhadap wartawan. "Jika ada wartawan yang dipukul saat liputan di lapangan, saya mohon maaf atas peristiwa itu," kata Bowo di Pekanbaru, kemarin.

Bowo membantah pemukulan itu dilakukan atas perintahnya kepada bawahan. Menurut Bowo, peristiwa itu disebabkan karena ada masalah komunikasi yang terhambat di antara jurnalis dan jajarannya di lokasi kejadian.

"Tidak ada perintah dari saya soal pemukulan tersebut. Ini hanya miskomunikasi di lapangan saja," kata Bowo. Lihat juga videonya di (umi)          

OJK Cabut Izin usaha BPRS Saka Dana Mulia Kudus
Ketua Koordinator Strategis TKN Prabowo-Gibran Sufmi Dasco Ahmad (tengah).

TKN Imbau Pendukung Prabowo-Gibran Tak Gelar Aksi Saat Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Imbauan itu merupakan pesan langsung dari Prabowo-Gibran.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024