Sejahtera dengan Kedelai

olahan kedelai
Sumber :

VIVAnews - Beberapa waktu lalu masyarakat ribut gara-gara tempe dan tahu menghilang dari pasaran. Maklum saja, tahu dan tempe adalah lauk utama masyarakat Indonesia.

Lucu Jika Kubu 01 dan 03 Gabung ke Prabowo, Pakar: Haram Hukumnya, Mereka kan Nuduh Curang

Menghilangnya tahu dan tempe tak lain karena melambungnya harga impor kedelai akibat kekeringan berkepanjangan di Amerika Serikat. Tentu saja Indonesia yang sudah jadi importir kedelai pun terganggu.

Saat ini lebih dari separuh kebutuhan kedelai nasional dipasok dari impor, sehingga bila pasokan dunia terganggu harga lokal pun melejit. Karena itu, pemerintah mencanangkan penanaman kembali kedelai untuk menjadikan Indonesia swasembada kedeleai.

Catat, Ini Daftar Bengkel yang Terima Konversi Motor Listrik Gratis

Sebagai dukungan program itu, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi membantu menambah ketersedian tanaman kedelai dengan menyediakan lahan seluas 3.000 hektare di kawasan-kawasan transmigrasi. Lahan ini siap ditanami kedelai pada Oktober 2012– Maret 2013 dan April–September 2013. Bila satu hektare lahan bisa menghasilkan dua juta ton per tahun,  dengan dua kali masa panen lahan ini bisa menghasilkan 12 ribu ton per tahun.

"Ini dukungan dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk program swasembada kedelai," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar.

Waspadai Pergaulan Bebas Anak: Kenali Dampak dan Tips Pencegahannya

Muhaimin mengatakan potensi lahan untuk pengembangan kedelai di Kawasan Transmigrasi sebenarnya mencapai 155.871 hektare, namun yang lahan benar-benar siap untuk masa tanam Oktober  2012– Maret 2013 dan April – September 2013 baru 3.000 hektare. Lahan ini tersebar di beberapa provinsi seperti Jambi, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Papua Barat

Rencananya, penanaman kedelai ini dipadukan dengan program transmigrasi lainnya sehingga mampu menambah produksi kedelai nasional dan mengurangi impor kedelai. Selain itu, Muhaimin berharap penanaman kedelai ini bisa menambah pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitar kawasan transmigrasi.

Agar program penanaman kedelai di lahan transmigrasi ini dapat berjalan dengan baik, Muhaimin mengaku telah mengintruksikan jajarannya agar segera berkoordinasi dan bekerja sama terutama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan kementerian lainnya. "Selain itu perlu pendampingan, jaminan harga, dan pemasaran, sehingga keberlanjutan pengembangan kedelai di lahan transmigrasi bisa terjaga," kata Muhaimin.
Masih potensial

Menteri Pertanian Suswono mengatakan, kebutuhan kedelai dalam negeri mencapai 3 juta ton per tahun. Namun selama setahun, produksi kedelai nasional hanya 800 ribu ton. Sisanya harus diimpor dari Amerika Serikat dan Selandaia Baru.

Rendahnya produksi kedelai nasional tidak terlepas dari minimnya lahan pertanian yang dimiliki. Idealnya, lahan yang dibutuhkan untuk tanaman kedelai 700.000 hektare. Kementerian Pertanian pun tengah mendata 4 juta hektare lahan telantar untuk dijadikan pertanian kedelai. Namun, hingga saat ini baru 13 ribu hektare yang siap ditanami.

Bila produksi itu jalan semua, tahun depan pemerintah memiliki produksi kedelai 864 ribu ton, masih jauh dibandingkan konsumsi yang mencapai 3 juta ton. Angka ini baru memperhitungkan dari program Kementerian Tenaga Kerja yang bisa menghasilkan 12 ribu ton per tahun dan Kementerian Pertanian sebesar 52 ribu ton.

Indonesia baru bisa swasembada dan ekspor beras bila seluruh potensi tahan seluas 4 juta hektare seluruhnya ditanami kedelai. (WEBTORIAL)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya