Sakit, Macan Tutul Cianjur Dibawa ke Taman Safari

Macan tutul ditangkap di Cianjur
Sumber :

VIVAnews - Macan tutul langka yang ditangkap warga di Kampung Kemang, Kecamatan Bojong Picung, Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis 8 November 2012, kondisinya sedang sakit. Macan yang bernama latin Panthera Pardus ini kini dibawa ke Taman Safari Indonesia, Bogor.

"Melihat kondisinya yang lemah, saya minta pengawalan dan koordinasi dengan Polres Cianjur untuk segera membawa macan tutul  ini ke Taman Safari," kata Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam Cianjur, Isis Iskandar.

Pembangkangan Terhadap UU Telekomunikasi, Pengusaha Ilegal Ini Diancam Hukuman Pidana

"Hanya Taman Safari yang lokasinya dekat dan mempunyai peralatan serta ahli yang mampu menangani harimau ini," Isis menambahkan.

Macan ini, kata dia, terlihat lemah dan kurang merespons saat akan ditangkap. Padahal, biasanya seekor macan akan agresif jika mendapat ancaman. "Apalagi saat ditangkap dan dimasukan dalam karantina. Saat dipancing untuk berdiri macan ini tidak merespons. Dia tiduran terus," kata Isis.

Macan tutul, kata Isis, punya kecendrungan menghindari manusia. Binatang ini, hidup soliter dan aktif pada malam hari. Hewan ini juga punya kemampuan menyerang manusia, terutama jika merasa terdesak. "Belum ada catatan korban yang kami dapatkan di sini. Namun, di negara lain banyak jatuh korban," tutur Isis.

Macan tutul ini diperkirakan masih berusia sekitar 2 hingga 3 tahun. Panjang badannya sekitar satu meter dan tinggi sekitar 50 sentimeter. Beratnya sekitar  20 kilogram. "Untuk jenis kelamin belum kami pastikan," katanya. Saat ini, macan tutul ini dimasukkan ke kandang kayu berukuran 120x40x40 sentimeter dan siap dikirim ke Taman Safari.

Tiga kemungkinan

Kampung Kemang, letaknya memang dekat dengan kawasan hutan konservasi yang luasnya sekitar 1.000 hektar. Diperkirakan populasi macan tutul di wilayah ini sekitar 20 ekor.

Isis menjelaskan, ada tiga kemungkinan yang menyebabkan macan tutul ini ke luar dari habitatnya dan berkeliaran di perkampungan warga. Kemungkinan pertama, kata dia, jumlah makanan mereka berkurang karena habitatnya telah rusak.

"Macan Tutul merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan segala kesempatan untuk mendapatkan mangsanya. Mereka memakan hampir segala mangsa dari berbagai ukuran. Mangsa utamanya terdiri dari aneka hewan menyusui, binatang pengerat, ikan, burung, monyet babi hutan  dan binatang-binatang lain yang terdapat disekitar habitatnya," paparnya.

Kemungkinan ke dua, lanjut Isis, macan tutul ini disingkirkan dari kelompoknya. "Induk macan tutul biasanya melahirkan antara 1 hingga 2 anak dalam satu siklus. Anak akan ikut induknya hingga umur dua tahun. Setelah itu si anak akan dibiarkan sendiri sesuai dengan kebiasannya yang soliter. Kemungkinan saat dipisahkan induknya anak macan ini tidak mampu bertahan sehingga turun gunung," jelas Isis.

Kemungkinan ke tiga, kata dia, saat ini memasuki musim kawin. Biasanya, pada musim kawin, induk macan meninggalkan anaknya. Anak macan akan ditinggal induknya yang akan mencari pejantan untuk kawin. "Saat musim kawin sang anak terusir oleh macan jantan yang lebih dominan. Macan jantan dewasa yang lebih kuat mengusir anak macan saat mendekati induknya," tutur Isis. (sj)

Ilustrasi aparatur sipil negara atau ASN

Wow, Pegawai ASN yang Pindah ke IKN Bakal Dapat Satu Unit Apartemen Layak Huni

Sebagai informasi dari keterangan, pegawai ASN yang nantinya berhak mendapatkan satu unit apartemen tersebut mereka yang menjabat sebagai eselon I di kementerian/lembaga.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024