IATI: Manajemen ATC dan Bandara Harus Dipisah

Terminal II Bandara Internasional Soekarno Hatta, di Tangerang, Banten
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf

VIVAnews - Peristiwa terbakarnya kapasitor Uninterruptible Power Supply (UPS) Bandara Soekarno Hatta pada Minggu malam, 16 Desember lalu, jadi preseden buruk bagi dunia penerbangan Indonesia. Apalagi, salah satu penyebabnya adalah usia komponen yang sudah sangat tua, yakni 15 tahun.

Masalah ini ditengarai akibat buruknya manajemen pemeliharaan dan pengawasan pada Air Traffic Controller (ATC).

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Ikatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI) menilai perlunya pemisahan antara manajemen bandara dengan manajemen ATC untuk menghindari preseden buruk ini terjadi lagi.

Pemisahan manajemen ini punya potensi yang baik sekali untuk deteksi dan pengamanan dini. Apalagi teknologi yang digunakan untuk ATC bermacam-macam, sehingga butuh keahlian pengawasan lebih dari satu jenis keahlian.

Soal Megawati Apakah ke Open House Presiden Jokowi, PDIP Jawab Begini

"Maka ini harus dipadukan dan bebas dari konflik kepentingan apapun untuk menjamin fasilitas keamanan publik," jelas Wakil Ketua IATI Hari Nugroho di kantor BPPT, Jakarta Pusat, Rabu 19 Desember 2012.

Selain itu, unsur hardware dan software di ATC harus diikuti dengan unsur brainware yang baik pula. Ini menyangkut sumber daya manusia. "Yang banyak terjadi itu, SDM tidak terlatih dan tidak melaksanakan SOP yang ada," katanya.

Hari khawatir rendahnya kemampuan SDM di menara ATC dapat mengakibatkan kejadian lebih buruk lagi. Untuk itu harus ada unsur organisasi yang dapat mengatur ATC mulai dari perencanaan awal, pengadaan, penggunaan, hingga pemeliharaan. Juga harus ada pengawasan internal agar manajemen ini berjalan baik. "Sebab soal syarat-syarat keamanan teknologi jarang dilakukan pelatihan," ungkapnya.

Selain itu, pemerintah pun perlu menerapkan audit teknologi menyeluruh pada manajemen risiko dalam penggunaan fasilitas dan sarana teknologi pendukung keamanan penerbangan dan layanan bandara internasional di Indonesia. Risiko yang begitu tinggi ini membutuhkan manajemen risiko yang baik saat rencana awal.

"Termasuk pengawasan periodik. Sebab, ATC risikonya sangat berbeda dengan manajemen bandara secara keseluruhan. Ini berdampak pada jiwa," tuturnya.

Dalam sistem informasi power supply ATC atau bandara seharusnya ada tiga hal yang menjadi perhatian. Pertama, power supply memerlukan fasilitas pendukung seperti genset, UPS, dan lainnya. Sehingga jika terjadi sesuatu, ada back up otomatis.

Kemudian, alat navigasi terhubung dengan bandara lain terdekat seperti Halim, Curug, dan lainnya. "Sehingga, begitu ATC atau radar Bandara Soekarno Hatta terganggu, maka ATC atau radar bandara terdekat bisa mengambil alih," katanya.

Prosedur perbaikan dan pemeliharaan sistem juga harus berjalan baik dengan dukungan suku cadang dan peralatan yang mumpuni. "Yang utama adalah adanya SDM yang memadai dan handal agar ketiga hal di atas terjaga kehandalannya," ujarnya. (umi)

Sopir Bus Dianjurkan Tak Berkendara Lebih dari 4 Jam saat Antar Pemudik
AC Milan

Kumpulan Ucapan Idul Fitri dari Klub Premier League dan Serie A

Umat Islam di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah pada Hari ini, tanggal 10 April 2024. Klub-klub sepakbola dunia ucapkan selamat

img_title
VIVA.co.id
10 April 2024