- Dok. Pengadilan Tinggi Palembang
VIVAnews - Calon hakim agung, Muhammad Daming Sunusi, meminta maaf kepada masyarakat. Dia menyesal ucapannya yang telah membuat banyak kalangan, terutama korban pemerkosaan merasa terhina.
Kelakar 'konyol' dilontarkan Daming ketika ditanya anggota Komisi III DPR soal tanggapannya mengenai hukuman mati terhadap pelaku pemerkosaan. Dia mengatakan, korban pemerkosaan dan pelaku sama-sama menikmati.
Pernyataan itu dikecam banyak orang dan berujung pada penolakan atas pencalonannya sebagai hakim agung.
Daming mengungkapkan, kecaman atas pernyataannya itu bukan hanya datang dari masyarakat. Istri dan anak-anaknya juga protes keras.
"Hampir semalam saya tidak bisa tidur karena istri saya dan anak-anak saya sangat keberatan dengan kata-kata itu. Jadi saya sangat terpukul terutama kepada keluarga saya sendiri. Mereka protes," kata Daming, Selasa 15 Januari 2013.
Daming mengaku bahwa anaknya dari Makassar mengatakan, "Setelah saya membaca berita kok seperti bukan bapak saya."
Daming menangis. Dia mengaku sangat menyesal. Akhirnya dia menyadari, kalimat itu tidak pantas diucapkan oleh siapapun. Apalagi oleh seorang calon hakim agung.
Dia mengaku mempunyai tiga anak perempuan dan dua cucu perempuan, serta satu cucu laki-laki. "Saya menyadari betul karena kita ini berasal dari ibu, punya anak keturunan perempuan. Perkataan tersebut tidak pantas disampaikan oleh siapapun," katanya.(adi)