"Bali Sedang Bunuh Diri"

Sistem irigasi subak di Bali
Sumber :
  • http://www.jalan-jalan-bali.com

VIVAnews - Tokoh masyarakat Bali, I Gusti Ngurah Artha menyoroti secara keras kemegahan semu industri pariwisata Bali. Menurut dia, pembangunan sarana industri pariwisata tanpa memerhatikan aspek dasar tradisi masyarakat Bali yang berbasis pada pertanian, dapat menjadi bumerang bagi Bali sendiri.

"Bali sedang bunuh diri. Dulu orang ke Bali karena keramahan orang Bali. 30 tahun ke depan, Bali bisa menjadi provinsi termiskin ketika pariwisata bangkrut. Bali tak punya pemasukan lain, selain dari pariwisata," kata Ngurah Artha, Rabu 30 Januari 2013.

Padahal, kata dia, Bali tersohor karena karakter masyarakatnya yang berbasis agraris. "Tapi ilmu pertanian itu tak pernah dilestarikan. Padahal, Bali dikenal dan menjadi beda karena karakter agrarisnya," kata dia.

Yang lebih menyedihkan, kata pemimpin spiritual perguruan Sandhi Murti ini, tiap tahunnya ribuan lahan persawahan di Bali tergerus, beralihfungsi menjadi akomodasi pariwisata. "Setiap tahun seribu hektar lahan pertanian Bali habis beralihfungsi," kata dia.

Menurut dia, sudah sejak 20 tahun lalu, ketika industri pariwisata Bali meroket, dunia pertanian mulai ditinggalkan. "Orientasi kita boleh ke industri, tapi yang memegang peranan penting adalah agraris. Itu yang jangan dilupakan. Turis itu mencari alam, budaya dan karakter penduduk," kata pria yang akrab disapa Turah itu.

Untuk itu, Ngurah Artha meminta agar pengambil kebijakan di Bali harus memikirkan sektor pertanian dengan baik. "Siapa yang bilang Bali ini indah? Tidak juga. NTT, Lombok, Jawa jauh lebih indah. Yang membuat Bali terkenal karena budayanya. Budaya itu berasal dari agraris. Jika tidak diurus, 30 tahun lagi menjadi pulau pengemis."

Ia mengingatkan kepada generasi muda Bali harus dari sekarang menyadari dan memahami potensi Bali sesungguhnya. "Mereka bisa hidup enak seperti sekarang ini karena apa. Itu yang harus dipahami, bukan malah dijual, dikavling-kavling," kata Ngurah Artha.

Hal yang menyebabkan ekspansi industri pariwisata Bali begitu hebat meninggalkan perilaku leluhur yang berbasis agraris, kata Ngurah Artha, lantaran mulai melunturnya budi pekerti. "Itu yang hilang di Bali. Ketika para tokoh Bali lebih mengedepankan materi, yang terabaikan adalah kebersamaan dalam menjaga Bali," terangnya.

"Mengapa marak geng berbasis ormas di Bali, karena ruang lingkup pemuda Bali sudah tidak ada. Balai banjar sudah sulit untuk menjadi tempat berkumpul anak muda. Dulu di balai banjar ada meja pimpong dan lainnya. Ini yang hilang," imbuh dia.

Menurut dia, salah satu penyebab pertanian ditinggalkan karena perhatian minim dari pemerintah. "Pupuk mahal. Ketika panen melimpah, daya jualnya lemah. Ini yang membuat orang bosan dan meninggalkan pertanian. Petani itu dapat apa? Tidak dapat apa. Yang tidak disadari, pariwisata Bali itu sesungguhnya euforia belaka saja," tutur Ngurah Artha. (eh)

Terpopuler: Deretan Negara Bantu Israel, Pendeta Gilbert Dilarang ke Makassar hingga Iran Diserang
Gerakan olahraga russian twist

Terpopuler: Negara Tanpa Malam hingga Olahraga Ringan Setelah Lebaran

Round-up kanal Lifestyle pada Jumat, 19 April 2024. Salah satunya tentang deretan olahraga ringan yang bisa dilakukan setelah lebaran.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024