Mantan Dirjen Peternakan Bantah Adukan Mafia Impor Sapi

Prabowo Respatiyo Caturroso diperiksa KPK
Sumber :
  • Antara/ Wahyu Putro A
VIVAnews
Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya
- Staf Ahli Menteri Pertanian, Prabowo Respatiyo, membantah telah melaporkan adanya kementerian bermasalah kepada Sekretaris Kabinet, Dipo Alam. Dia juga mengaku tidak terlibat dengan tersangka kasus impor daging sapi, Luthfi Hasan Ishaq.

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

"Saya tidak pernah melaporkan kepada Dipo Alam. Dipo sudah membantah sewaktu di Jeddah bahwa yang melaporkan itu bukan saya. Nah, itu saya tidak tahu siapa yang melaporkannya," kata Prabowo Respatiyo, di kantor KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat 22 Maret 2013.
Kasus Uang Tutup Mulut Donald Trump Seret Nama Karen McDougal, Siapa Dia?


Mantan dirjen peternakan ini menegaskan bahwa dia tidak ada hubungannya dengan Luthfi terkait kasus daging impor. Alasannya bahwa dia telah diberhentikan dari jabatannya sebagai dirjen peternakan pada 2011.


Dia juga menampik telah melakukan pertemuan di Medan. Pertemuan yang dihadiri tersangka Luthfi, Menteri Pertanian, Suswono, dan dua pengusaha impor daging. Menurut pengakuannya, dia sudah menjabat sebagai staf ahli menteri dan pekerjaan yang dia lakukan sebagai staf ahli tidak ada kaitannya dengan pekerjaan dirjen peternakan.


"Tidak ada. Saya tidak pernah sama sekali. Saat menjabat sebagai staf ahli menteri, sudah terputus hubungannya," kata dia.


Cerita Saat Jadi Dirjen


Saat menjadi dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Prabowo Respatiyo Caturroso, mempunyai kebijakan untuk mengendalikan harga daging di pasar. Kebijakan itu adalah importir wajib membeli daging sapi lokal.


"Saya mewajibkan para importir menyerap 10 persen daging lokal dari kuota impor. Mulai dari bibit sapi hingga sapi potong," kata Prabowo.


Prabowo juga menjelaskan bahwa dulu saat menjabat dirjen peternakan, dia mengajak para importir mengunjungi peternakan sapi lokal untuk membeli sapi lokal setiap Sabtu dan Minggu. Hal ini bertujuan agar harga sapi tidak jatuh.


"Harga daging sapi lokal kan sangat jatuh saat itu. Harga terendah sebesar Rp16.500 per kilogram dan tertinggi Rp18.000 per kilogram. Harga itu saya naikkan menjadi Rp22.000-23.000 per kilogram. Saat itu, harga daging di Jakarta sebesar Rp60.000-70.000 per kilogram," kata dia.


Saat ini, harga daging sapi mencapai Rp80.000-an per kilogram. Harga ini juga sempat mencapai angka Rp100 ribu per kilogram beberapa bulan lalu. Karena itu, harga daging Indonesia sempat menyandang predikat termahal di dunia.


Menanggapi harga daging yang melambung, staf ahli menteri pertanian itu, menyatakan harga daging saat itu pernah naik, tapi tidak mencapai Rp100 ribu per kilogram.


"Ini waktu zaman saya, harga daging tidak sampai Rp100.000 per kilogram. Harga maksimalnya sebesar Rp70.000 per kilogram. Saat itu, diperkirakan harga daging akan naik sampai Rp100.00 per kilogram menjelang Tahun Baru dan Natal pada 2011, tapi tidak," kata dia.


Harga daging sapi tidak jadi naik karena dia menerapkan sistem tersebut. "Ternyata, kan, stabil, karena saya mewajibkan setiap importir membeli ternak rakyat," kata dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya