- ANTARA/.HO-Polda Bali
VIVAnews – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menegaskan bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan apa yang menjadi penyebab Lion Air JT-904 tercebur ke laut sebelum menyentuh landasan Bandara Ngurah Rai, Bali.
KNKT mengatakan kecelakaan tersebut ini sedang diinvestigasi oleh otoritas Indonesia dengan bantuan Amerika Serikat dan Boeing sebagai pabrik pembuat pesawat tersebut. Seperti diketahui, Lion Air yang jatuh ke laut itu berjenis Boeing 737-800NG (Next Generation), pesawat keluaran terbaru yang paling canggih dari Boeing. (Lihat ).
“Pesawat yang jatuh itu baru satu bulan beroperasi,” kata Direktur Airport Lion Air, Daniel Putut. Menurutnya, pesawat itu dalam kondisi prima dan kelayakannya diaudit rutin. Berdasarkan keterangan pilot Lion Air nahas itu, Kapten Mahlup Ghozali, faktor cuaca kemungkinan berperan dalam kecelakaan.
Seperti dilansir Reuters, Senin 15 April 2013, sesaat sebelum mendarat, kopilot Lion Air Chirag Clara yang bertugas melakukan pendaratan tiba-tiba tidak bisa melihat landasan akibat hujan deras. Pilot Kapten Ghozali yang punya 15.000 jam terbang kemudian mengambil alih kendali pesawat.
Namun pilot pun tak dapat melihat lampu landasan, sehingga memutuskan untuk membatalkan pendaratan dan ‘go around.’ Tapi bukannya naik ke atas, kata Ghozali, pesawat malah “terhisap” tak terkontrol. (Baca ).
Boeing 737-800NG yang celaka itu baru diterima Lion Air pad Februari 2013. Pesawat itu hanya punya satu masalah teknis, yaitu lampu pendaratan yang harus diganti. Kini bangkai pesawat komersial canggih seharga US$89 juta itu terendam 4,6 meter di bawah permukaan laut dan harus diangkat.
Baca Juga
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia
Ada berita duka cita yang menyelimuti kita hari ini. Mooryati Soedibyo, seorang pengusaha yang dikenal luas, telah berpulang pada Rabu, 24 April 2024.
