Warga Papua Minta Komnas HAM Usut Tragedi GOR Nabire

GOR Kota Lama Nabire, Papua.
Sumber :
  • ANTARA/Dian Kandipi

VIVAnews – Sejumlah masyarakat Papua yang tergabung dalam Forum Kemanusiaan Tragedi GOR Nabire mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 17 Juli 2013. Mereka meminta Komnas HAM menginvestigasi kerusuhan berdarah pada pertandingan tinju amatir di GOR Kota Lama, Nabire, Papua, yang menewaskan 18 orang.

“Kami minta kepada Komnas HAM untuk melakukan investigasi secara independen atas peristiwa itu. Kami minta hasil investigasi dipublikasikan secara umum,” kata Koordinator Forum, Elias Ramos Pege. Elias menilai ada kelalaian dari setidaknya tiga institusi negara dalam kasus tersebut.

Pertama, dari pihak kepolisian. “Kapolres Nabire mengeluarkan izin keramaian atau pertandingan, tetapi belum mampu  menjaga atau mengawasi berlangsungnya pertandingan,” ujar Elias.

Menurut Elias, pada pertandingan yang berlangsung tanggal 8-13 Juli 2013, polisi mengawasinya. Namun pada hari terakhir, 14 Juli 2013, polisi justru sama sekali tak melakukan penjagaan dan pegawasan. “Padahal pada hari itu, Muspida Kabupaten Nabire, Bupati Nabire beserta istri dan rombongan lain menghadiri acara itu. Tapi pengawasan kepolisian tidak ada,” kata dia.

Kelalaian kedua adalah dari Bupati Nabire. Elias menilai sang Bupati juga kurang dalam hal pengawasan. Ia mempertanyakan sikap Bupati sebagai kepala daerah Kabupaten Nabire yang tidak memerintahkan Kapolres untuk melakukan pengawasan. “Tanpa mempertimbangkan kapasitas ruang GOR itu, Bupati mengizinkan penonton yang ada di luar untuk masuk,” ujar Elias.

Kelalaian ketiga datang dari panitia penyelenggara. Mereka dituding lalai karena tidak membuka ruang-ruang, pintu, dan jendela untuk sirkulasi udara. Padahal saat itu ruangan dipadati oleh penonton.

Remaja yang Tewas di Hotel Jaksel Ternyata Sempat Kejang usai Dicekoki Narkoba

“Jika dibuka dan terjadi desak-desakan, penonton bisa keluar di pintu lain. Tapi nyatanya dari 3 pintu yang terdapat di gedung itu, hanya pintu utama yang dibuka. Sementara pintu lain ditutup sehingga ventilasi udara sangat kurang dan penonton sangat banyak dan berdesak-desakan, bisa dikatakan udara kurang,” kata Elias.

Oleh karena itu Elias meminta para pejabat negara yang lalai itu diberi sanksi dan diproses secara hukum. “Kami meminta Kapolda Papua dan Kapolres Nabire dicopot karena mereka telah melakukan kelalaian terhadap tugas mereka. Kami juga minta Bupati Nabire diproses hukum,” kata dia.

Viral, STY Salami dan Peluk Seluruh Pemain Korsel usai Digilas Indonesia

Viral, STY Salami dan Peluk Seluruh Pemain Korsel usai Digilas Timnas Indonesia

Momen Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY) menghampiri, menyalami dan memeluk satu persatu pemain Korea Selatan (Korsel) viral di media sosial Jumat, 26 April 24

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024