Sumber :
- antv
VIVAnews
– Ketua panitia penyelenggara pertandingan tinju memperebutkan Piala Bupati Nabire akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. Nabertus Yeimo dianggap bertanggung jawab atas kerusuhan pada pertandingan tinju di GOR Kota Lama Nabire yang menewaskan 18 orang, Minggu 14 Juli.
Juru bicara Polda Papua Kombes I Gede Sumerta Jaya, Kamis 18 Juli, mengatakan Nabertus dijerat dengan Pasal 39 dan 89 KUHP ayat 2, junto Pasal 51 UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri, Rumah Sakit di Indonesia Kini Dibuat Layaknya Hotel Bintang 5
Juru bicara Polda Papua Kombes I Gede Sumerta Jaya, Kamis 18 Juli, mengatakan Nabertus dijerat dengan Pasal 39 dan 89 KUHP ayat 2, junto Pasal 51 UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
“Ketua panitia penyelenggara dianggap lalai karena tidak ada rekomendasi dari induk cabang olahraga tersebut (untuk menyelenggarakan pertandingan). Tidak juga mengantongi izin keramaian sebelum melaksanakan pertandingan, serta sarana yang digunakan tidak memadai,” kata Sumerta Jaya. GOR Kota Lama Nabire punya lima pintu ke luar, tapi hanya satu yang dibuka padahal saat itu keadaan penonton sudah membludak.
Selanjutnya, ujar Sumerta Jaya, susunan kepanitiaan penyelenggara pertandingan tinju pun tumpang tindih. “Ada satu orang menjabat tiga tugas. Dia sebagai penanggung jawab tiket juga bendahara serta hakim,” kata dia.
Sumerta Jaya tak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain dalam kasus tersebut. Bupati Nabire Isaias Douw pun tak lepas dari kemungkinan itu. “Kita lihat saja nanti. Tergantung hasil pengembangan penyelidikan. Bisa saja Bupati juga,” katanya.
Sejumlah pihak menilai Bupati Nabire kurang waspada karena mengizinkan penonton yang ada di luar GOR untuk masuk gratis guna menonton pertandingan. Akibatnya penonton jadi berjubel padahal ventilasi udara di dalam GOR buruk.
Kepolisian setempat menyatakan situasi Nabire sendiri kini telah kondusif. Polisi bersama Pemkab Nabire telah menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh untuk mengantisipasi situasi buruk disana. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
“Ketua panitia penyelenggara dianggap lalai karena tidak ada rekomendasi dari induk cabang olahraga tersebut (untuk menyelenggarakan pertandingan). Tidak juga mengantongi izin keramaian sebelum melaksanakan pertandingan, serta sarana yang digunakan tidak memadai,” kata Sumerta Jaya. GOR Kota Lama Nabire punya lima pintu ke luar, tapi hanya satu yang dibuka padahal saat itu keadaan penonton sudah membludak.
