Baju Lurik-Blangkon, Seragam Baru Juru Parkir di Solo

Pria berblangkon.
Sumber :
  • VIVAnews/Fajar Sodiq

VIVAnews - Jika biasanya tukang parkir menggunakan seragam kemeja oranye, maka tidak halnya dengan kota Solo. Kota yang pernah dipimpin Jokowi ini membuat gebrakan menyeragami tukang parkir dengan pakaian Jawa, kemeja lurik dan blankon hitam, Kamis, 1 Agustus 2013.

Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menyebutkan alasan perubahan seragam juru parkir adalah untuk semakin memberikan kenyamanan bagi para pengguna jasa parkir. Terlebih saat ini sedang masa arus mudik. Dengan demikian diharapkan para wisatawan yang datang ke Solo bisa merasakan kenyamanan bertandang di kota Bengawan.

"Sehingga dengan performance yang baru ini diharapkan dapat membantu menunjang visi misi kota Solo sebagai kota budaya," kata dia saat acara penyerahan seragam secara simbolis kepada perwakilan juru parkir di depan Loji Gandrung.

Seragam anyar ini diberikan secara gratis diberikan Pemkot kepada seluruh juru parkir. Rudy berujar bahwa pemberian secara gratis ini juga sebagai bagian feed back dari Pemkot Solo yang telah menyumbang Pendapatan Asli Daerah.

"Penyeragaman seragam lurik ini juga untuk menghindari juru parkir liar. Juru parkir ini kan juga telah menyumbang PAD, maka kita kembalikan kepada mereka dengan memfasilitasi seragam lurik agar pelayanan jasa parkir lebih meningkat," katanya.

Amnesty International Sebut Pelanggaran HAM di RI Semakin Buruk, Aparat Paling Banyak Terlibat

Distribusi Bertahap

Kepala Dinas Perhubungan Solo, Yosca Herman Sudrajat, menjelaskan pemberian seragam kepada semua juru parkir akan bertahap. Untuk tahap pertama akan diberikan kepada 200 juru parkir yang betugas di sepanjang Jalan Slamet Riyadi. Diharapkan hingga akhir tahun nanti semua juru parkir yang berjumlah 3.500 orang akan mendapatkan seragam semua.

"Setiap hari petugas parkir harus mengenakannya. Selain seragam baru pemberian dari Pemkot Solo, diharapkan para pengelola parkir juga memberikan seragam serupa untuk seragam ganti,” katanya.

Seragam lurik dan blangkon sengaja dipilih sebagai upaya identifikasi tradisi Jawa. Menurutnya seragam lurik dan blangkon ini bisa diidentikkan dengan kultur Jawa yang penuh dengan norma kesopanan.

Sementara itu salah satu juru parkir di area Jalan Slamet Riyadi, Miko, mengaku senang dengan seragam ini. Menurtunya seragam ini Njawani. "Ya, seneng, dapat seragam baru. Kan kelihatan beda dengan seragam juru parkir di kota-kota lain," katanya. (ren)

Remaja yang Viral Keroyok Pelajar SMP di Makassar Ditangkap, Ada 5 Pelaku Masih Dibawah Umur
Forum bisnis Women in Industry 4.0

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

Peran perempuan dalam industri 4.0 jadi bagian dari Business Forum bertema ‘Forging Smart and Sustainable Industry’ dalam gelaran Hannover Messe 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024