Ketua DPD: Politisi Jadi Hakim MK Harus Sudah Keluar Partai 5 Tahun
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews – Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI Irman Gusman mengatakan rekrutmen hakim konstitusi harus selektif ke depannya. Ini juga harus berlaku bagi anggota partai politik yang ingin bergabung dengan Mahkamah Konstitusi.
“Anggota partai yang ingin bergabung dengan MK seharusnya sudah keluar dari partainya minimal lima tahun,” kata Irman di Pasaman, Sumatera Barat, Rabu 9 Oktober 2013. Aturan itu menurut Irman cukup ideal untuk menghindari konflik kepentingan dan potensi korupsi hakim konstitusi yang berlatar belakang politisi.
Irman yang kini menjadi peserta Konvensi Capres Demokrat juga sepakat MK perlu diawasi oleh Komisi Yudisial. “Tidak ada lembaga yang tidak bisa diawasi. Satu lembaga harus dikontrol lembaga lain, dan putusan MK tidak boleh berlaku bagi dia sendiri,” kata dia.
Apapun, Irman tak setuju dengan wacana pembubaran MK. Menurutnya, MK butuh diselamatkan, bukan dibubarkan. “Indonesia masih butuh MK. Pertemuan petinggi lembaga negara selama dua jam pada 5 Oktober juga membicarakan upaya penyelamatan MK, sebab kasus Akil Mochtar membuat citra MK hancur di mata masyarakat,” ujar Irman.
Irman mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk secepatnya menuntaskan kasus hukum Akil Mochtar, karena kasus suap Akil membebani seluruh hakim konstitusi dan institusi MK. Masyarakat pun jadi cenderung ragu hakim konstitusi tidak “bermain” dalam kasus-kasus sengketa pilkada.
Soal kritik sebagian pihak atas langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) untuk menyelamatkan MK, Irman berpendapat yang penting dilihat isinya. “Semangatnya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada MK, dan Perppu adalah hak Presiden,” ujarnya.
Ketua MK non aktif Akil Mochtar kini mendekam di Rutan KPK setelah ditetapkan KPK sebagai tersangka dalam dua kasus suap, yakni suap sengketa Pilkada Gunung Mas di Kalimantan Tengah dan suap sengketa Pilkada Lebak di Banten. (kd)
Kendarai Sepeda Motor Baru, Pelajar SMA di Brebes Terlindas Truk
Rasa senang bisa memiliki sepeda motor baru untuk ke sekolah, justru berbuah petaka dialami Faizal Hadi Winata, seorang pelajar SMA Negeri 2 Brebes, Jawa Tengah.
