Dapat Tentangan, Diskusi Buku Tan Malaka Terancam Batal

Warga berkerumun di makam Tan Malaka
Sumber :
  • Antara/ Arief Priyono
VIVAnews
Kombes Iqbal dan Anak Buah Cegat Kendaraan di Lampu Merah, Bikin Pengendara Hepi
- Rencana diskusi dengan tema 'Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia Jilid 4', yang hendak berlangsung nanti malam, terancam batal dilaksanakan. Hal itu terkait adanya penolakan sejumlah warga dan juga Lembaga Swadaya Masyarakat.

Persikabo 1973 Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi dari Liga 1 Musim Ini

Adalah Komunitas Seni Hysteria yang rencananya menggelar diskusi ini di sekretariat mereka di Jalan Stonen 29, Semarang, Jawa Tengah. Selain diskusi juga akan dilangsungkan bedah buku tentang Tan Malaka karya Harry A. Poeze.
Marah Anggotanya Disiksa, ISIS Rilis Video Ancam Bunuh Presiden Putin: Berhenti Siksa Anggota Kami!


Bukan hanya karena alasan ideologis saja diskusi itu ditolak, namun juga karena hal teknis. Penolakan dilakukan warga RT 03 RW 04 Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur, tempat Sekretariat Hysteria.

Menurut Endah Sulistya, Ketua RT 03 RW 04, diskusi itu dikhawatirkan menimbulkan gangguan keamanan.


"Mereka juga tidak meminta izin. Saat ditanya berapa orang yang akan hadir juga tidak bisa mengidentifikasi," kata Endah, Senin, 17Februari 2014.


Menurut Endah. warga pernah terganggu saat digelar pentas seni. Bukan hanya area parkir mengganggu jalan, namun
sound system
-nya sangat keras dan sampai tengah malam.


Sementara itu penolakan yang sifatnya ideologis datang dari kelompok Masyarakat Peduli Nasib Bangsa (Mapenab). Pagi-pagi 20 orang dari Mapenab mendatangi sekretariat Hysteria, mendesak agar acara tersebut tidak digelar.


Menurut Ketua LSM Masyarakat Peduli Nasib Bangsa (Mapenab), Sucipto, Tan Malaka dalam akhir perjalanannya terlibat gerakan yang gagasannya berpaham komunis.


"Diskusinya lebih baik untuk akademisi saja, jangan di masyarakat. Tapi itu (diskusi)Ā  untuk apa? Tan malaka adalah seorang sosok yang terlibat komunisme," kata Sucipto.


Sekretaris kelompok pemerhati sejarah kota Semarang, Yunantyo Adi menambahkan, mereka yang menolak acara tersebut bisa dimaklumi karena belum mengerti sejarah Tan Malaka.


"Mereka sepertinya belum mengerti siapa Tan Malaka. Dia itu yang ikut gerilya sama Jenderal Sudirman, dia bertugas di Jawa Timur. Di sana dia ditembak oleh satuan TNI lain yang salah paham. Jika ingin tahu, silakan gabung saja," katanya.


Ditambahkan Yunanto, yang akan didiskusikan itu pertarungan Tan Malaka melawan PKI Muso. Kemudian tahun 1963 ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Juga usulan pemindahan makam Tan Malaka oleh penulis buku.


"Itu yang mau dibahas," kata Yunantyo.


Adanya penolakan ini menjadikan diskusi tersebut diwacanakan untuk dipindah tempatnya. "Sudah Konsultasi ke Polrestabes. Solusinya akan tetap jalan, tapi permintaan narsum (Harry A. Poeze) agarĀ  pindah tempat. Kita cari tempat baru dan usahakan di kampus," katanya.


Sementara itu, terlihat satu pleton polisi disiagakan sejak dari gang masuk hingga sekretariat Hysteria. Kasat Intelkam Polrestabes Semarang AKBP Ahmad Sukandar mengatakan, pengamanan dilakukan karena banyak penolakan dan memberikan surat resmi ke Polrestabes Semarang.


"Pihak penyelenggara sudah bertemu dengan para penolak. Nanti dipindahkan lokasinya," kata Sukandar. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya