Banjir Terjang Klaten, 4 Rumah Ambruk

foto ilustrasi banjir
Sumber :
VIVAnews
Neta Pamer Mobil SUV Baru Rp200 Jutaan
- Banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Klaten, belum juga surut hingga Minggu sore, 23 Februari 2014. Ratusan warga Desa Kragilan, Kecamatan Gantiwarno masih bertahan di posko pengungsian.

Dewas KPK Gelar Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei terkait Dugaan Penyalahgunaan Wewenang

Banjir yang menggenangi pemukiman warga di bantaran Sungai Dengkeng, Desa Kragilan, tersebut masih relatif tinggi. Bahkan, satu kampung kini terisolir akibat banjir.
Media Asing Beri Julukan untuk Timnas Indonesia U-23: Tim Pengacau


Untuk menembus lokasi desa, warga dan relawan harus melewati banjir dengan berjalan kaki. Sejumlah warga yang terdiri dari laki-laki dewasa terus berpatroli mengelilingi desa.


Sementara itu, posko pengungsian dibangun secara swadaya di Kompleks Pasar Desa. Lokasinya relatif aman dari terjangan banjir.


Desa Kragilan merupakan satu dari puluhan desa di Kabupaten Klaten yang terkena dampak dari luapan air Sungai Dengkeng. Kondisi serupa juga terjadi di puluhan desa lain di tujuh kecamatan berbeda.


Adapun Sungai Dengkeng adalah sungai terbesar di Klaten. Sungai ini melintasi tujuh kecamatan, yakni Prambanan, Gantiwarno, Wedi, Kalikotes, Trucuk, Bayat, dan Cawas.


Rumah Ambruk


Selain memaksa warga mengungsi, banjir juga menyebabkan empat rumah roboh. Sebanyak tiga rumah ambruk di Desa Kebon, Kecamatan Bayat, dan satu rumah di Desa Kalikebo, Trucuk.


Di Desa Kalikebo, rumah yang roboh merupakan milik Jumiran. Rumah yang terbuat dari anyaman bambu itu tampak rata dengan tanah.


Saat banjir menerjang pada Sabtu malam, 22 Februari 2014, Jumiran dan keluarganya sudah mengungsi ke rumah tetangga. Namun, ia tidak sempat menyelamatkan harta bendanya. Hari ini, warga di Desa Kalikebo sudah mulai membersihkan rumah dari lumpur sisa banjir. (one)


Laporan: Salahuddin |tvOne Klaten-Jawa Tengah
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya