Sumber :
- VIVAnews/Arjuna Nusantara
VIVAnews
- Ratusan ton ikan budi daya dengan keramba di Danau Maninjau, Agam, Sumatera Barat, membusuk. Kerugian masyarakat Kecamatan Tanjung Raya, itu diduga mencapai miliaran rupiah.
Menurut Samsir, warga setempat yang juga memiliki keramba di lokasi tersebut, ikan mulai mati pada Jumat malam, 8 Agustus 2014 dan diketahui keesokan harinya. Sejak itu, jumlah ikan mati terus bertambah hingga Senin 11 Agustus 2014.
Menurut Samsir, warga setempat yang juga memiliki keramba di lokasi tersebut, ikan mulai mati pada Jumat malam, 8 Agustus 2014 dan diketahui keesokan harinya. Sejak itu, jumlah ikan mati terus bertambah hingga Senin 11 Agustus 2014.
Masyarakat setempat membudi daya ikan menggunakan jaring yang dibentuk segi empat dengan ukuran 5 kali 5 meter, lalu diisi dengan berbagai jenis ikan air tawar seperti nila dan ikan mas.
"Kami belum tahu berapa jumlah yang mati. Tapi melihat jumlah keramba, ikan mati mencapai 200 ton, bahkan lebih. Sebab ada ratusan keramba yang jadi korban," kata Samsir.
Penyuluh Perikanan Kecamatan Tanjung Raya Asrul Deni Putra mengatakan, ada 400 ton lebih jumlah ikan yang mati dari 537 petak keramba. Untuk kerugian secara keseluruhan, belum ada data yang valid, namun, harga ikan tersebut Rp20 hingga Rp22 ribu per kilogram.
Petugas dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Agam, Aswirman mengatakan, dari informasi yang dihimpunnya, jumlah ikan mati mencapai 300 ton.
"Penyebabnya karena endapan pakan ikan yang mengandung zat fosvor dan amoniak. Zat itu menyebabkan oksigen di dalam air berkurang. Sehingga, ikan yang berada di keramba akan kesulitan bernapas dan akhirnya mati," kata Aswirman. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Masyarakat setempat membudi daya ikan menggunakan jaring yang dibentuk segi empat dengan ukuran 5 kali 5 meter, lalu diisi dengan berbagai jenis ikan air tawar seperti nila dan ikan mas.