RI Minta Rusia Percepat Evakuasi ABK Kapal Karam

Kepal penangkap ikan Oryong 501
Sumber :
  • REUTERS/Sajo Industries/Yonhap

VIVAnews - Kementerian Luar Negeri akan menghubungi keluarga warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa karamnya kapal berbendera Korea Selatan, Oryong 501, di dekat Semenanjung Chukotka, Rusia.

"Hari ini dari Kementerian Luar Negeri dan juga tim koordinasi kita, menurunkan tim untuk menghubungi semua keluarga. Jadi sore ini mungkin saya akan mendapatkan laporan bagaimana kunjungan kita ke keluarga," kata Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis, 4 Desember 2014.

Dia menambahkan, kunjungan pihaknya kepada pihak keluarga nantinya juga akan melibatkan pihak kepolisian. Menurut Retno, pelibatan pihak kepolisian bertujuan untuk mengambil data-data pihak yang menjadi korban di Rusia itu.

"Sekaligus juga melibatkan tim dari Polri untuk mengambil ante mortem dari keluarga," kata dia.

Retno menuturkan, pemerintah terus melakukan koordinasi dengan tim yang diturunkan ke Rusia untuk memantau perkembangan nasib WNI yang turut menjadi korban.

Retno mengungkapkan, pemerintah juga telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dan juga Kementerian Rusia. "Yang intinya adalah mohon diberikan bantuan untuk mempercepat evakuasi dari ABK yang ada di kapal dan kerja samanya sangat baik," sebut dia.

Sebelumnya, proses pencarian terhadap kapal penangkap ikan asal Korea Selatan, Oryong 501 yang tenggelam di dekat Semenanjung Chukotka, Rusia pada Senin sore waktu setempat masih terus dilakukan. Dari 62 kru kapal, terdapat 35 WNI di dalamnya. 

Dari rilis yang dikirim Kementerian Luar Negeri RI kepada VIVAnews, Selasa, 2 Desember 2014, otoritas Indonesia telah mengantongi 35 nama ABK tersebut. 

"Kemlu kemudian akan segera menginformasikan kepada keluarga para ABK tersebut," tulis Kemlu dalam rilisnya. 

Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, telah berkomunikasi dengan Menlu Korsel, Yun Byung-se terkait tenggelamnya kapal tersebut. Yun mengatakan, saat ini proses pencarian telah melibatkan SAR dari Rusia dan tim penjaga perbatasan pantai dari Amerika Serikat. 

"Sementara itu, tim Rapid Response dari Korsel sedang dalam perjalanan menuju ke lokasi," kata Kemlu. 

Terkait tiga WNI yang berhasil diselamatkan dari laut, kondisinya masih belum diketahui. Sementara itu, tim dari KBRI Moskow telah dikerahkan untuk mencari tahu hal itu. 

Duta Besar Indonesia di Rusia, Djauhari Oratmangun yang dihubungi VIVAnews pada dini hari tadi mengatakan, tim dari KBRI Moskow akan dikerahkan ke kota di lokasi terdekat, yakni Anadyr. Djauhari juga akan segera menyusul dengan terbang ke lokasi. 

Sayangnya, penerbangan menuju ke lokasi hanya tersedia dua kali dalam sepekan. 

Laman Russia Today (RT) pada Senin kemarin melaporkan, proses evakuasi juga terhalang cuaca buruk. Sebab, cuaca di Laut Bering diliputi badai dan angin berkecepatan 27 meter per detik. Belum lagi ombak setinggi enam meter dan suhu udara yang mencapai di bawah 0 derajat celsius. 

KBRI Moskow akan terus berkoordinasi dengan KBRI Seoul untuk memantau perkembangan upaya SAR terhadap para ABK Oryong 501.

IP Podcast Meriahkan Hari KI Sedunia Tahun 2024 di 33 Provinsi

Baca juga:

Viral, Pria Gorontalo Temani Jenazah Ayah di Dalam Keranda untuk Terakhir Kali

Viral, Pria Gorontalo Temani Jenazah Ayah di Dalam Keranda untuk Terakhir Kali

Aksi seorang pria asal Gorontalo, Sulawesi Tengah masuk ke dalam keranda sang ayah saat perjalanan menuju ke pemakaman viral di media sosial Jumat, 26 Apriil 2024.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024