Pengungsi Banjir Langkat Masih Bertahan di Posko

Pengungsi Banjir di Langkat Meningkat kala Pembagian Makan
Sumber :
  • Taufik Hidayat/Langkat

VIVA.co.id - Warga korban banjir di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, masih bertahan di sejumlah posko pengungsian di kabupaten itu. Mereka belum berani pulang karena rumahnya masih tergenang air.

Salah satu posko pengungsian berada di Gedung Nasional, Kecamatan Tanjung Pura. Sejak dibuka dua hari setelah banjir melanda, posko itu telah dipenuhi puluhan warga.

Berdasarkan data Dinas Sosial Kabupaten Langkat, jumlah pengungsi di Gedung Nasional mencapai 70 orang. Mereka terdiri dari orang tua, perempuan dan anak anak. Jumlah itu meningkat drastis menjadi 1.200 orang kala pembagian makan tiba.

Hal ini dikarenakan ratusan warga pengungsi lain lebih memilih mengungsi ke rumah kerabat mereka di sekitar Gedung Nasional, namun tetap makan sehari-hari di posko pengungsian.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Langkat, Rina Marpaung, mengatakan bahwa untuk menyiapkan makan pengungsi sehari-hari, Dinas telah mendirikan dapur umum di samping Gedung Nasional.

Lauk-pauk di posko pengungsian itu juga beragam mulai mi instan, ikan sarden, ditambah makanan pendukung berupa biskuit. Hari ini, Selasa, 20 Januari 2015, menu makan para pengungsi berupa kari ayam dan kentang.

Stok beras dan lauk pauk makanan sehari-hari dipastikan mencukupi hingga 3 Februari 2015 atau sampai masa tanggap darurat banjir selesai.

Rumah bergeser

Banjir yang terjadi dalam dua pekan terakhir itu juga menjebolkan sejumlah titik tanggul di bantaran Sungai Batang Sarangan, di Desa Pematang Cengal Barat, Kecamatan Tanjung Pura. Sebuah rumah rusak parah dan bergeser beberapa meter akibat terdorong air banjir.

Rumah yang rusak dan bergeser itu milik warga bernama Syamsudin. Seluruh bagian rumah rusak. Begitu juga dengan seluruh perabotan di dalam rumah. Rumah dan fondasinya bergeser sejauh beberapa meter.

Air banjir langsung masuk ke dalam rumahnya dengan arus yang deras setinggi lebih satu meter lebih. Syamsudin dan istrinya hanya bisa pasrah melihat rumahnya. Menurutnya, saat banjir menjebol tanggul, dorongan air yang menerjang rumahnya seperti terjadi gempa bumi. Mereka pun langsung mengungsi ke rumah tetangga.

Syamsudin dan istrinya berharap Pemerintah membantu perbaikan rumahnya. Mereka juga meminta bantuan perbaikan tanggul Sungai Batang Sarangan yang jebol agar air tak lagi menggenangi permukiman. Ada lima titik tanggul Sungai Batang Sarangan yang jebol diterjang banjir.

Sekolah diliburkan

Air banjir yang menggenangi permukiman mulai berkurang meski belum sepenuhnya surut. Air masih menggenangi permukiman dan sejumlah gedung sekolah. Sejumlah sekolah meliburkan siswanya.

Sekurangnya ada 26 sekolah di Kabupaten Langkat yang belum menjalankan proses belajar-mengajar karena ruang kelas masih dipenuhi air banjir. Salah satu sekolah yang masih terendam banjir adalah SD Negeri 050728 di Kelurahan Pekan, Kecamatan Tanjung Pura.

Beberapa hari saat banjir melanda, sekolah itu tetap menjalankan aktivitas belajar-mengajar seperti biasa. Namun karena ketinggian banjir terus naik, sekolah terpaksa meliburkan siswanya sejak Kamis pekan lalu. Ketinggian air di dalam kelas saat itu mencapai selutut orang dewasa.

Sekarang ketinggian air di dalam ruangan kelas hanya semata kaki. Namun di halaman sekolah, air masih setinggi 30 sentimeter. Proses belajar-mengajar diperkirakan dimulai pada Kamis.

Taufik Hidayat/Langkat

Jembatan Hanyut, 28 Desa di Nias Terisolir

Baca juga:



Banjir Siantar, 18 Ekor Buaya Sempat Lepas

Ilustrasi banjir

Banjar Banjir Bandang

Walaupun Sabtu pagi air dilaporkan mulai surut

img_title
VIVA.co.id
26 Maret 2016