Satu Korban Banjir Langkat Ditemukan Membusuk

Satu Korban Banjir di Langkat Ditemukan Membusuk
Sumber :
  • Taufik Hidayat/Langkat

VIVA.co.id - Satu jenazah korban banjir di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, ditemukan membusuk setelah dilaporkan hilang selama delapan hari. Korban itu diperkirakan hanyut terbawa arus air banjir akibat meluapnya air sungai dan putusnya jembatan Kwala Musam di Kecamatan Batang Sarangan.

Jenazah korban diketahui bernama Jenda Mia Sitepu, warga Kecamatan Batang Sarangan. Jenazah ditemukan dan segera dievakuasi oleh tim SAR dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Jasad korban ditemukan di perkebunan kelapa sawit di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Padang Tualang, sekitar 15 kilometer dari lokasi jatuhnya korban. Dia semula ditemukan seorang pekerja perkebunan bernama Mariono dalam posisi telungkup.

Kala itu, kata Mariono, dia berniat memanen buah sawit di kebun. Namun saat masuk areal perkebunan, dia dan satu orang temannya mencium bau busuk dan langsung mencari sumber bau. Saat ditemukan mereka segera melaporkan kepada petugas Desa dan Polisi setempat.

Kepala BPBD Kabupaten Langkat, Irwan Sahri, mengatakan bahwa korban sudah dicari selama delapan hari dengan menggnakan perahu karet, namun baru hari ini ditemukan. Setelah dievakuasi, korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Tanjung Pura untuk diautopsi.

Korban Jenda Mia Sitepu dilaporkan hanyut terbawa arus air banjir pada 13 Januari 2015. Korban yang setiap hari belanja ke pasar untuk keperluan berjualan, terperosok ke dasar sungai saat melintasi jembatan di Desa Kwala Musam. Jembatan itu putus pada subuh setelah diterjang derasnya air sungai selebar hampir sepuluh meter.

Swadaya dirikan tenda

Sejumlah warga lain korban banjir itu masih bertahan di tenda posko pengungsian yang didirikan di atas benteng di tepian sungai. Salah satunya posko di atas tanggul di bantaran Sungai Batang Sarangan di Kecamatan Tanjung Pura.

Menurut beberapa warga, Sungai Batang Sarangan memang sudah surut. Namun air yang merendam rumah warga masih setinggi rata-rata 50 centimeter sehingga rumah belum bisa ditempati. Mereka pun bertahan di tenda posko pengungsian yang didirikan secara swadaya.

Sedangkan untuk makan sehari-hari, warga menerima bantuan bahan makan dari posko kecamatan, seperti beras, mi instan dan makanan kaleng. Warga berharap air banjir bisa segera kering sehingga mereka bisa segera kembali ke rumah.

Gotong royong bersihkan sampah

Banjir itu menyisakan sampah yang menumpuk di jembatan desa setempat. Untuk mengantisipasi banjir susulan, warga secara swadaya membersihkan sampah yang menghambat di bawah kolong jembatan Tanjung Pura. Warga dibantu sejumlah petugas BPBD setempat.

Menurut seorang warga bernama Tengku Safi’i, gerakan swadaya masyarakat untuk mengantisipasi banjir susulan akibat hujan di hulu sungai. Dengan membersihkan kolong jembatan dari sampah, bisa memperlancar aliran air sehingga tidak kembali meluap dan merendam permukiman warga.

Banjir yang terjadi di enam kecamatan merendam lebih dari 12 ribu rumah. Air dilaporkan mulai surut. Air Sungai Batang Sarangan yang dua pekan lalu meluap, kini mulai stabil dan normal.

Taufik Hidayat/Langkat

Baca juga:

Jembatan Hanyut, 28 Desa di Nias Terisolir



Banjir Siantar, 18 Ekor Buaya Sempat Lepas

Ilustrasi banjir

Banjar Banjir Bandang

Walaupun Sabtu pagi air dilaporkan mulai surut

img_title
VIVA.co.id
26 Maret 2016