Bayi Gizi Buruk di Lahat Butuh Biaya Pengobatan

Ilustrasi bayi.
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Seorang bayi berusia sebelas bulan di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, menderita gizi buruk. Orangtuanya adalah warga miskin dan tak memiliki biaya untuk pengobatan intensif bagi anaknya.

Bayi laki-laki itu adalah Muhammad Pepri Renaldi. Dia adalah anak pasangan Marlin (40 tahun) dan Sundari (35 tahun), warga Desa Muara Payang, Kecamatan Muara Payang, Kabupaten Lahat.

Bayi Pepri lahir normal seberat empat kilogram. Namun sejak berusia empat bulan, dia mengalami gangguan kesehatan dan kurang gizi. Dia sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pagaralam, Sumatera Selatan.

Kenali Kesehatan Suami Saat Kehamilan Istri

Tapi rumah sakit itu memiliki keterbatasan peralatan medis dan dokter sehingga disarankan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Mohammad Hoesin, Kota Palembang.

Marlin dan Sundari tak memiliki cukup uang untuk membayar biaya pengobatan, bahkan hanya untuk mengantarnya ke rumah sakit di Palembang. Mereka pasrah dan hanya memberikan perawatan seadanya di rumah sehingga perut Pepri terus membuncit dan kepalanya terlihat membesar.

Orang tua Pepri adalah keluarga miskin. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ayahnya bekerja sebagai buruh tani di kebun-kebun milik warga setempat. Ibu mengurus ketiga anaknya di rumah.

Kondisi tempat tinggal keluarga itu pun terbilang cukup memprihatinkan. Lantai rumah sudah keropos dan berlubang. Langit-langit dipenuhi jaring laba-laba. Untuk memasak setiap hari, keluarga itu menggunakan kayu bakar yang diperoleh dari hutan di dekat perkampungan.

Sundari, ibu Pepri, menceritakan bahwa anaknya lahir dalam keadaan normal. Namun saat memasuki usia empat bulan, kondisi kesehatan Pepri terus menurun.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat, Ponco Wibowo, mengaku telah menerima laporan dari Puskesmas Muara Payang perihal seorang bayi yang menderita gizi buruk. Dinas telah melakukan tindakan dengan mengunjungi langsung ke rumah orang tua Pepri.

Menurutnya, kondisi Pepri disebabkan penyempitan lubang anus atau dalam istilah medis disebut atresia ani. Gangguan itu mengakibatkan perutnya membuncit, kepala terlihat membesar, sementara anggota tubuh lainnya kurus.

Dinas Kesehatan segera memfasilitasi pengobatan Pepri. Mengenai biaya pendampingan saat berobat yang dikeluhkan orangtuanya, Dinas akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lahat.

Laporan: Irwansyah dan Zulfikri/Lahat


Baca berita lain:



Bank Dunia Khawatir Balita Kurang Gizi di Indonesia

Heboh Bayi Diduga Disandera, Ini Cerita Sebenarnya

Ibu bayi meminjam uang untuk biaya persalinan.

img_title
VIVA.co.id
5 Agustus 2016