Enam KRI & Tiga Pesawat Siaga di Ambalat

VIVAnews - Enam Kapal Perang Indonesia (KRI) dari Komando Armada Kawasan Timur (Koarmatim) masih menjaga perbatasan RI-Malaysia di Ambalat, Kalimantan Timur. Penjagaan ini dilakukan untuk mencegah masuknya kapal perang Malaysia ke perairan Ambalat.

Jeep Rubicon Mario Dandy Dilelang dengan Harga Limit Rp809 Juta, Intip Spesifikasinya

"Persiapan itu sudah dilakukan sejak 2005 awal-awal mencuatnya sengketa Ambalat, dan hanya saja saat ini kita tingkatkan tensinya," kata Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Timur, Letnan Kolonel, Tony Saeful saat dihubungi VIVAnews, Rabu 3 Juni 2009.

Tony mengatakan, Komando Armada Timur TNI AL masih siaga dengan mempersiapkan enam KRI dan tiga pesawat intai maritim Nomad di Tarakan. Selain itu, penjagaan juga dilakukan di Sebatik oleh pasukan Marinir yang juga di dukung pangkalan TNI AL dari Tarakan dan Nunukan.

Sebelumnya, Kapal perang Malaysia dari jenis Fast Attack Craft Malaysia KD Baung-3509, Sabtu pagi (30/5) pukul 06.00 WITA, secara terang-terangan melakukan provokasi memasuki perairan NKRI sejauh 7,3  mil laut pada posisi 04 00 00 Utara 118 09 00 Timur dengan kecepatan kapal 11 knot, baringan 128 serta halu 300, tepatnya di sekitar sebelah tenggara mercu suar Karang Unarang.

Titik posisi pelanggaran kapal Malaysia ini berhasil dideteksi melalui radar KRI Untung Suropati-872 yang tengah berpratoli di perairan Ambalat pada posisi 04 04 80 Utara – 118 03 10 Timur.

Menyikapi hasil pendeteksian di radar  tentang adanya kapal asing memasuki wilayah NKRI, KRI Untung Suropati-872 yang dikomandani Mayor Laut (P) Salim memerintahkan ABK melaksanakan peran tempur bahaya kapal permukaan untuk melakukan pengejaran kapal asing.

Pesan Vicky Prasetyo Jika Meninggal Dunia, Minta Hal Ini ke Keluarga

Dua KRI lain masing-masing KRI Pulau Rimau dan KRI Suluh Pari yang juga tengah berpatroli di sektor perbatasan sebelah utara perairan Ambalat bergabung melaksanakan pengejaran.

Setelah mendekati titik pengejaran dan berhasil mengidentifikasi secara visual kapal tersebut, diketahui kapal tersebut adalah KD Baung-3509, yaitu kapal sejenis dengan KD Yu-3508 yang pada 24 Mei lalu juga telah melanggar kedaulatan NKRI.

Kapal dari class Jerong berbobot 244 ton dengan panjang 44,9 meter serta lebar 7 meter tersebut dibangun di Jerman tahun 1976. Dari posisinya jelas diketahui kapal Malaysia ini terbukti memasuki wilayah perairan NKRI sejauh 7,3 mil laut.

Mengetahui kapal perang Malaysia kembali memasuki perairan NKRI, komandan KRI Untung Suropati-872 mencoba melaksanakan kontak komunikasi radio dengan komandan KD Baung-3509, namun kapal bermeriam 57 mm dan 40 mm tersebut menutup radio dan tidak mau menjalin komunikasi.

Selanjutnya KRI Untung Suropati melaksanakan intercept sampai dengan jarak 400 yard, namun komunikasi masih belum terjalin dan KD Baung-3509 sama sekali tidak mengindahkan peringatan dari KRI Untung Suropati.

Karena tidak juga terjalin komunikasi radio, maka KRI Untung Suropati mencoba memberi komunikasi isyarat sekaligus melaksanakan shadowing (membayangi secara ketat) untuk memaksa KD Baung-3509 keluar dari perairan NKRI.

Selama proses shadowing keluar NKRI, KD Baung telah melakukan kegiatan harassment dengan 4 kali manuver zig-zag serta meningkatkan kecepatan kapal yang sangat membahayakan KRI Untung Suropati.

Setelah selama 1,5 jam terjadi ketegangan saat membayangi kapal Malaysia tersebut, KRI Untung Suropati akhirnya berhasil menghalau dan mengusirnya sampai batas wilayah NKRI.

Tidak lama setelah KD Baung-3509 memasuki perairan Malaysia sebuah helikopter Malaysia melintas di atas kapal tersebut dalam posisi memberikan perlindungan. Mengetahui hal ini KRI Untung Suropati mengontak unsur Patroli Udara TNI AL Nomad P-834 yang berada di Tarakan,

Selanjutnya pesawat intai maritim tersebut terbang menuju posisi ikut membantu penghalauan kapal perang Malaysia.

Intip Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-23
Pelita Air datangkan Airbus 320.

Pelita Air Klaim Tak Ada Kendala saat Angkut Penumpang Arus Balik Lebaran 2024

Corporate Secretary Pelita Air, Agdya Yogandari mengatakan, Pelita Air berhasil mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan saat arus balik Lebaran Idul Fitri.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024