Tantowi: ARB Tidak Pernah Suruh Preman Serang DPP Golkar

Anggota Komisi I DPR, Tantowi Yahya.
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro
VIVA.co.id
Fraksi Golkar Akui Larang Staf Ahli Ikut Kampanye Caketum
- Ketua DPP Golkar, Tantowi Yahya, menilai ada upaya penggiringan opini dalam kasus ditangkapnya puluhan massa bersenjata di dekat kantor DPP Golkar di Jalan Anggrek Nelly, Slipi, Jakarta Barat.

Keluarga Cendana Tak Berambisi Jadi Ketua Umum Golkar

Tantowi mengatakan, ada pihak yang sengaja membuat opini dan mengarahkan seolah-olah preman-preman bersenjata itu suruhan ARB.
Poros Muda Golkar Temui ARB Bahas Visi Negara Sejahtera


"Dari dulu sudah terjadi penggiringan opini. Syukurlah pengadilan tidak termakan dengan permainan ini. Kita menang karena memang kita benar," kata Tantowi, kepada
VIVA.co.id
, Selasa 10 Juni 2015.


Tantowi mengingatkan bahwa sejak kantor Golkar di Slipi dikuasai kubu Agung, tidak pernah ada cara-cara premanisme yang dilakukan pihak ARB.


"Sedari awal kita tidak pernah main keras apalagi melibatkan preman seperti itu," kata Tantowi.


Walau kini Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, dan Pengadilan Negeri Jakarta Utara membatalkan pengesahan Munas Ancol, pihak ARB tidak pernah berbuat kasar untuk mengambil alih kantor.


Sejak dulu, kata Wakil Ketua Komisi I DPR ini, publik juga tahu bahwa pihaknya hanya menggunakan jalur dialog dengan pihak Munas Ancol.


"Saya yakin
publik
tahu yang mana yang mengedepankan etika dan dialog dalam mencari kebenaran. Yang mana yang mengedepankan kekerasan dalam mencari pembenaran. Masyarakat sudah tidak bisa dibohongi dengan pemutarbalikan fakta seperti itu," jelas Tantowi.


Pasca penangkapan puluhan orang Senin 9 Juni 2015, kubu DPP Golkar hasil Munas Ancol langsung menuding kalau itu preman-preman kiriman suruhan ARB.

Hal itu dikatakan politisi Golkar kubu Agung Laksono, Ace Hasan Syadzilÿ.


"Kami sangat menyesalkan sekali tindakan kubu Aburizal Bakrie yang mengirimkan massa bayaran untuk menyerbu DPP Partai Golkar," kata dia.


Walau tidak ada bukti-bukti, dia menyebut kalau peristiwa ini terjadi karena suruhan Azis Syamsuddin.


"Yang menegosiasi kepada pihak Kepolisian ini kan Azis Syamsuddin agar mereka dibiarkan masuk ke DPP Partai Golkar. Jelas sekali itu," tudingnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya