Kemiskinan Jadi Alasan Ibu di NTT Tinggalkan Bayinya

Jeni Abuk, bayi yang ditinggal merantau ibunya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Judith Lorenzo
VIVA.co.id
Pemuda dengan Lidah Nyaris Putus Buat Heboh Samarinda
- Jeni Abuk yang berusia tujuh bulan, terus memburuk kondisinya, sejak ditinggal ibunya merantau ke Kalimantan. Tidak ada asupan gizi yang cukup, hingga tinggal kulit membungkus tulang yang terlihat pada Jeni.

Bayi Baru Lahir Diselamatkan dari Lubang WC Umum

Bayi malang ini tidak memperoleh ASI dari ibunya, yang pergi dengan alasan kemiskinan. Ditinggal bersama neneknya yang miskin, tanpa kemampuan membeli susu pengganti ASI maupun asupan bergizi lain.
PKS Berterima Kasih kepada Anies-Cak Imin dan Merasa Bangga Jadi Koalisi Perubahan


Jeni bukan satu-satunya bayi malang, yang tidak memperoleh perhatian pemerintah dan politisi, karena belum mendapatkan sorotan dari jutaan netizen yang mengunggah foto-foto di media sosial.


Di kampung tempat Jeni tinggal bersama neneknya, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), ada sedikitnya 11 balita sudah meninggal dalam lima bulan terakhir karena gizi buruk.


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTU Dr. Dery Fernandes, mengaku ada banyak kasus kematian balita. Pada Januari-Mei 2015 saja ada 106 balita dengan kasus gizi buruk, dengan 11 diantaranya meninggal.


Diyakini masih banyak anak-anak di wilayah pelosok, yang belum terdata. Secara teoritis ada pejabat pemerintah di semua wilayah Indonesia, namun dalam kenyataannya mata mereka hanya tertuju pada laman media sosial.


Mereka baru bergerak sangat cepat, ketika kasus di wilayah mereka terungkap dan meluas di internet. Saat bayi-bayi malang ini meninggal, orangtua mereka pun terancam stigma negatif karena menelantarkan anak-anaknya.


Laporan: Judith Lorenzo Taolin/NTT
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya