Nasib Pekerja Indonesia di Malaysia

Deplu: Ada Kendala Terkait Aturan Libur

VIVAnews - Mulai akhir tahun ini, pekerja rumah tangga asal Indonesia di Malaysia akan mendapat jatah satu hari libur setiap pekan. Keputusan tersebut disambut baik oleh Departemen Luar Negeri.

Meski demikian, Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah mengatakan putusan tersebut akan menimbulkan masalah. Tak hanya majikan yang tak mau, "kendalanya pembantu rumah tangga asal Indonesia merasa tak enak jika tak bekerja di hari libur," kata Faizasyah di Kantor Departemen Luar Negeri, Pejambon, Jakarta, Jumat 19 Juni 2009.

Selain itu, permasalahan juga akan terjadi di dalam negeri. Sebab, para pembantu dalam negeri akan merasa diperlakukan berbeda dengan pembantu di luar negeri dalam soal libur. "Kita akan menghadapi soal itu," tambah dia.

Putusan meliburkan sekali sepekan ditentang sebagian majikan Malaysia. Salah satunya, Audrey Tan, yang memekerjakan dua pembantu asal Indonesia. "Mereka bisa lari dengan pacarnya, tertular penyakit seksual atau hamil," kata ibu yang bekerja sebagai akuntan itu.

Penolakan juga disampaikan sebuah agen tenaga kerja, Papa. "Ini masalah serius. Mereka bisa kabur dengan pacar mereka meninggalkan majikan yang putus asa mencari penggantinya. Ongkos yang dikeluarkan akan sangat banyak jika terus berganti pembantu," kata juru bicara Papa.

Namun, tak semua majikan khawatir. "Tak masalah jika pembantu saya libur sekali seminggu. Saya tak mengerti mengapa majikan lain meributkan hal itu," kata A Sivanesan, seorang ahli hukum.

Sebelumnya, Menteri Tenaga Kerja Malaysia, Subraman Sinniah mengatakan majikan yang melanggar aturan libur sehari sepekan ini terancam denda sampai RM 10.000.

"Alasannya untuk kemanusiaan, mencegah kekerasan dan menyesuaikan diri dengan aturan internasional," kata dia di depan Parlemen Malaysia. Pihak Kementerian akan mensosialisasikan hal tersebut pada agen-agen tenaga kerja dan majikan.

Pengamat ketenagakerjaan Malaysia mengatakan kebijakan baru bagi para pembantu rumah tangga untuk memerbaiki imej Malaysia sebagai negara yang pengeksploitasi buruh-buruh migran.

Minggu ini, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat bahkan menempatkan Malaysia sebagai salah satu dari 17 negara yang masuk daftar hitam perbudakan modern. Salah satunya, dilihat dari cara mereka memperlakukan pembantu rumah tangga.



Sosok Pria yang Ikut Terseret Kasus Narkoba Chandrika Chika, Ternyata Bukan Orang Sembarangan
Forum on “Expansion of Job Opportunities in Japan for Indonesia Resources”

Siapkan Tenaga Kerja yang Kompeten, Kemnaker Ajak Jepang Investasi Pelatihan Bahasa

Kemnaker mengajak pemberi kerja Jepang untuk berinvestasi dalam memberikan pelatihan bahasa Jepang bagi kandidat SSW Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024