Polisi Tahan Belasan Pelajar Muhammadiyah Usai Tawuran

Pelajar Muhammadiyah ditangkap polisi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita
VIVA.co.id
Geng Satu Darah Bikin Onar di Bali, Ini Kronologinya
- Belasan pelajar SMA Muhammadiyah 3 kota Yogyakarta diamankan oleh petugas Kepolisian Polsek Kasihan, Kabupatan Bantul, setelah terlibat tawuran dengan pelajar SMK Muhammadiyah 3 di kawasan sekitar Pasar Satwa dan Tanaman Yogyakarta (PASTY). Tak hanya mengamankan belasan pelajar, polisi juga menyita belasan senjata tajam dan pentungan yang digunakan saat tawuran berlangsung.

Geng Satu Darah Asal Belanda Bikin Onar di Kuta
Salah satu pelajar SMA Hummadiyah 3 Kota Yogyakarta yang berhasil diamankan polisi, GN mengatakan kejadian tawuran itu berawal sekitar pukul 15.30 WIB. GN bersama kawan-kawannya yang baru saja pulang sekolah berjalan menuju arah selatan. 

Tawuran di Depok, Satu Dibacok dan 11 Ditangkap
Ketika sampai di kawasan sekitar PASTY, dia dan teman-temannya dikejutkan oleh serangan secara mendadak dari sekelompok pemuda yang diduganya berasal dari kelompok Morenza, yang merupakan ikon geng asal SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. 

“Karena sebelum diserang mendadak, saya mendengar ada yang meneriakkan kata itu [Morenza],” katanya saat ditemui di Polsek Kasihan, Kamis 8 Oktober 2015.

GN menjelaskan kelompok yang menyerangnya saat itu tidak mengenakan seragam sehingga mereka tak sadar akan diserang. Kelompok pelajar SMK Muhammadiyah menyerang secara membabi buta dengan melemparkan beragam benda keras seperti batu, balok kayu dan beberapa senjata tajam.

Akibatnya, beberapa kawannya pun ada yang terluka akibat lemparan itu. 

“Barulah setelah itu, kami kocar-kacir. Saat di kawasan sekitar Gunung Sempu [Kasihan], kami ditangkap polisi,” ucap dia

Kapolsek Kasihan, Kompol Suwandi, mengaku tak sepenuhnya percaya. Saat ditemui di kantornya, dia mengaku keterangan para siswa SMA Muhammadiyah 3 itu terbilang tak masuk akal.

Pasalnya, didata, domisili sebagian besar siswa SMA Muhammadiyah 3 yang diamankan itu ternyata berada jauh dari lokasi kejadian. Diakuinya, beberapa siswa  sebenarnya justru tinggal di kawasan Taman Siswa dan Gondokusuman.

“Itu kan semua jauh dari lokasi kejadian. Tidak masuk akal kalau mereka alasannya pulang sekolah,” kata dia.

Selain itu, Suwandi juga meragukan bantahan mereka terkait keberadaan senjata tajam dan balok kayu. Suwandi menjelaskan, beberapa senjata tajam di antaranya terdiri dari tombak, sangkur, samurai, golok, clurit, dan gir itu didapatkan dari tangan siswa SMA Muhammadiyah 3 tersebut. 

“Tidak masuk akal juga kalau mereka beralasan itu [sajam] milik kelompok yang menyerang mereka,” dia menambahkan.

Lantaran lokasi kejadiannya masuk di wilayah Kecamatan Sewon, maka pihaknya pun akan melimpahkan para siswa itu kepada pihak Polsek Sewon. Namun, hingga kini pihaknya masih berupaya melakukan pengejaran terhadap beberapa siswa lainnya. 

“Kami duga masih ada di sekitar Gunung Sempu. Karena yang kami amankan itu ada 24 helm. Artinya, ada 24 orang. Sedangkan yang sudah kita amankan baru 13 orang,” tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya