Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf mengungkapkan banyak senjata yang digunakan kelompok radikal dan organisasi teroris di Indonesia, masuk dari Filipina. Yusuf menduga, senjata itu bisa masuk ke dalam negeri melewati 'jalan tikus'.
Baca Juga :
Polisi: Ada Potensi Papua Disusupi Teroris
"Aliran dana dari Timur Tengah dari beberapa yayasan kemudian dikirim ke Filipina beli senjata. Senjata itu masuk tidak dengan sendiri, kenapa bisa masuk mungkin banyak jalan tikus, sehingga Bea Cukai tidak tahu," ungkap Yusuf di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin 1 Februari 2016.
Baca Juga :
Ini Modus Baru Teroris Bersembunyi
Untuk itu, Yusuf mendorong Polri untuk menyelidiki kasus penyelundupan senjata ini, karena peredaran gelap senjata di Indonesia akan membahayakan keamanan dalam negeri sendiri. "Karena apa, sekali lagi kita (Indonesia) banyak 'jalan tikus' ini," kata dia.
Yusuf juga memaparkan beberapa modus sumber penggalangan dana kelompok radikal untuk membiayai serangan teror, yaitu dengan cara iuran antar anggota kelompok, dan infak legal dari berbagai sumber.
Cara terakhir adalah dengan cara infak ilegal atau faik, yakni menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan dana, seperti merampok toko emas yang pernah terjadi beberapa tahun silam.
"Faik eksis atau tidak eksis, kami sudah petakan daerahnya, kami sudah tahu. Kami harapkan mereka rubah pola pikir. Kami serahkan ke Densus (Detasemen Khusus 88 Antiteror) sudah kita kasih semua. Puluhan juta itu dalam beberapa kali," jelas Yusuf.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Cara terakhir adalah dengan cara infak ilegal atau faik, yakni menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan dana, seperti merampok toko emas yang pernah terjadi beberapa tahun silam.