Dua Versi Penahanan Wartawan Asing di Jambi

VIVAnews - Aparat keamanan PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry di Tebing Tinggi, Jambi, Jumat 10 Juli 2009 menahan tiga wartawan TV Nasional Prancis. Penahanan ini diakui Eksekutif Grup Sinar Mas Gandhi Sulistyanto.

"Saya pastikan itu benar, karena kesalahpahaman," kata Gandhi saat dikonfirmasi VIVAnews mengenai penahanan tersebut.

Tiga wartawan TV Nasional  Prancis yang sempat ditahan sekitar lima jam itu adalah Kepala Biro Asia Tenggara Cyril Payen,  Gillaume Martin (kamaramen),  dan Dewi Arilaha (produser).

Menurut Dewi saat dihubungi VIVAnews, sebelum ditahan di kantor Lontar Papyrus, timnya sedang mengambil gambar dari seberang jalan pabrik perusahaan bubur kertas tersebut. "Itu antara pukul 10.00 WIB dan 11.00 WIB," kata Dewi.

Pengambilan gambar diperlukan untuk liputan terkait kelangsungan hidup satwa di hutan Tebing Tinggi, khususnya harimau dan hubungannya dengan illegal logging (pembalakan liar). Menurut Dewi, mereka memang sengaja mengaitkan habitat harimau ini dengan banyak aspek, salah satunya pembalakan liar.

Selain mengambil gambar, tim tersebut juga sempat mewawancarai warga lokal. Namun saat hendak mewawancarai petugas kehutanan yang berada di pintu paling luar areal pabrik, kata Dewi, mereka dihampiri dua petugas keamanan Lontar Papyrus yang sedang keliling dengan mobil patroli.

Ketiganya sempat dibawa ke Polres Tebing Tinggi, namun polisi tidak menindaklanjuti masalah ini. Polisi hanya meminta foto kopi identitas ketiganya, terutama dua wartawan asing. Setelah mendapatkan foto kopi visa pers dari Deplu, ketiganya dibebaskan. Hanya saja petugas keamanan Lontar membawa mereka ke kantor perusahaan afiliasi Grup Sinar Mas itu.

"Ada sekitar 20 petugas yang menginterogasi kami. Mereka minta kaset hasil rekaman kami. Padahal kami tidak masuk area mereka, kami toh tidak bodoh dengan masuk begitu saja," kata Dewi.

Saat dihubungi pukul 15.15 WIB, Dewi mengaku sudah dibebaskan dengan jaminan tertulis pihaknya tidak akan  menayangkan hasil rekaman yang mereka ambil di sekitar Lontar Papyrus. Masalahnya sekarang, ia diminta datang ke Polres dengan alasan membawa orang asing. "Saya bersikukuh tidak mau," kata dia.

Versi Sinar Mas


Eksekutif Grup Sinar Mas Gandhi Sulistyanto tidak membantah adanya penahanan akibat kesalahpahaman. "Tapi kami tidak melakukan penangkapan. Kalau ada informasi penangkapan, itu saya bantah," kata Gandhi.

Menurut Gandhi, ketiga wartawan itu sebenarnya sempat bertemu dengan dia untuk melakukan wawancara sehari sebelum pilpres, Selasa 7 Juli 2009. Saat itu, wawancara hanya seputar ekonomi secara umum dan usaha Grup Sinar Mas, khususnya soal kerjasama Sinar Mas dengan Carrefour, dan sama sekali tidak menyinggung masalah lain seperti illegal logging.

Saat itu ketiganya tidak mengajukan izin untuk meliput lokasi pabrik di Jambi. "Kami sempat tawarkan, tapi mereka tidak mau dengan alasan akan kembali ke Prancis," kata Gandhi. Gandhi berani membuktikan ketiganya tidak mengajukan izin karena saat wawancara, ia juga merekam kegiatan tersebut dengan alasan curiga karena pertanyaannya seperti intelijen.

Karena itu Gandhi merasa kaget ketika Jumat siang ini ia mendapatkan laporan ada aktivitas peliputan oleh wartawan asing di areal pabrik Lontar Papyrus tanpa izin. "Tapi saya dengar masalahnya sudah selesai setelah mereka membuat pernyataan tidak akan menayangkan rekaman mereka dan tidak melakukan tindakan ilegal," kata Gandhi.

Dorong Ekosistem Ekonomi Keuangan Digital, BI Bali Gelar Baligivation Festival 2024

umi.kalsum@vivanews.com

Ilustrasi laboratorium.

Industri Laboratorium Makin Kinclong, Lab Indonesia 2024 Soroti Hal Ini

Pameran teknologi dan peralatan laboratorium terbesar di Asia Tenggara dan satu-satunya di Indonesia, Lab Indonesia 2024 kembali mempertemukan elit industri laboratorium.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024