Vaksin Palsu, Pengacara RS Elisabeth Disebut Provokator

Para warga berkumpul di Rumah St Elisabeth Bekasi untuk meminta penjelasan soal kasus vaksin palsu.
Sumber :
  • VIVA/Hary Fauzan

VIVA.co.id – Perbincangan menyoal vaksin palsu antara orangtua korban vaksin palsu dan Pengacara RS St Elisabeth, Bekasi, Azas Tigor Nainggolan sempat tegang lantaran pernyataan pengacara yang dinilai tak pantas. Menurut Hudson Hutapea yang merupakan orangtua pasien di RS tersebut, Pengacara itu seakan ketiggalan informasi mengenai kasus vaksin palsu yang terungkap beberapa lama ini.

DPR Desak Pemerintah Cari Tahu 'Biang Kerok' Vaksin Palsu

"Rasa empatinya tidak ada. Saya tidak tahu kawan ini punya anak enggak," kata Hudson merujuk kepada Azas Tigor Nainggolan di acara tvOne, Senin pagi, 18 Juli 2016.

Pada saat terjadi pertemuan antara orangtua korban dan pihak RS pada Sabtu malam lalu, si pengacara merupakan pihak yang menurutnya provokatif sehingga menyebabkan kericuhan dalam pertemuan. Anehnya, Azas kata dia lalu sibuk mengatakan dia sempat terkena pukulan pada saat keributan di RS itu.

Gara-gara Vaksin Palsu, Kemenkes Minta Tambah Belanja Rp60 T

"Beliau ini melakukan provokasi, mengatakan bahwa vaksin itu masih terindikasi padahal RS sudah mengakui (menggunakan)," kata dia lagi.

Dia melanjutkan, Azas sebagai pengacara juga tidak kredibel karena hanya mengandalkan daftar vaksin salinan atau bukan asli ketika para keluarga pasien meminta data penggunaan vaksin palsu di RS St Elisabeth.

Komnas PA: Kasus Vaksin Palsu Itu Kejahatan Luar Biasa

Sementara Azas Tigor sebelumnya mengatakan, pihak RS bisa mengerti kemarahan orangtua atas kasus ini. Apalagi RS juga sudah meminta maaf. Namun dia meminta agar para orangtua bisa memahami bahwa RS Elisabeth tak menyangka bahwa vaksin yang dipasok dari CV Azka Medica, ternyata palsu.

"Beberapa kali kami juga sudah ngomong (minta maaf). Persoalannya RS Elisabeth itu juga tertipu," kata Azas.

RS Elisabeth termasuk salah satu RS yang menurut Satgas Penanganan Vaksin Palsu menggunakan vaksin bodong. Di antara belasan RS yang dilansir sebagai pengguna vaksin palsu, mayoritas berada di Bekasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya