Kapolri Ungkap Faktor Terjadinya Kerusuhan Tanjungbalai

Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA.co.id - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan, konflik yang terjadi di Tanjungbalai, Asahan, Sumatera Utara, bukan karena masalah agama. Namun lebih pada masalah kehidupan bertetangga.

"Jadi saya sampaikan ini bukan masalah agama, tapi kehidupan bertetangga. Yang satu orangnya keras dan kasar, sedangkan pihak sebelah sana sensitif," ?ucap Tito saat ditemui Centre for Dialogue and Cooperation among Civillsations (CDCC), Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 4 Agustus 2016.

Disebut-sebut, salah satu warga yang dimaksud bernama Meliana, warga jalan Karya, Kelurahan Tanjung Balai Kota I. Dia mengeluh karena terganggu dengan pengeras suara yang dikumandangkan di masjid.

Hanya saja, baik Meliana maupun pihak dari masjid, menurut Tito, sudah didamaikan di Polsek setempat. Namun, hal itu pula dibarengi dengan adanya aksi provokasi yang menyebar kebencian dengan beredar sebuah cerita di media sosial yang justru memanaskan suasana di lokasi kejadian.

Parahnya, kata Tito, meski awalnya pihak yang terkait hanya Meliana dan pengurus masjid, masalah kemudian melebar, lalu berubah menjadi kerusuhan dan aksi pembakaran. Bahkan, tidak hanya Vihara (tempat sembahyang umat Buddha) saja yang menjadi korban amukan massa, tetapi juga Klenteng.

"Makanya saya imbau, media sosial ini jangan mudah memprovokasi orang lain. Karena memprovokasi orang lain ada undang-undang pidananya tentang IT. Tapi juga jangan mudah terprovokasi. Melihat gambar mesjid dibakar, padahal tidak ada yang dibakar, tapi gambar kerusuhannya ada. Itu tidak tahu tahun berapa, tapi ditayangin di Tanjungbalai," katanya.

Atas kejadian tersebut, mantan Kapolda Metro Jaya tersebut menyampaikan agar tokoh-tokoh agama dan masyarakat jangan saling memanaskan apalagi mengembangkan masalah. Sebaliknya, seharusnya memberikan imbauan agar tercipta kehidupan rukun dan damai.

Penghulu dan Penyuluh Dilibatkan Sebagai Aktor Resolusi Konflik Berdimensi Agama
Ilustrasi sidang kode etik anggota polisi

5 Polisi di Kolaka Ditangkap karena Keroyok Warga hingga Babak Belur, Kapolres Minta Maaf

Di lokasi kejadian, 5 polisi tersebut berlagak preman dengan menodong senpi ke korban lalu menghajar secara membabi buta.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024