Cerita Korban Selamat Musibah Kapal Karam di Tanjung Pinang

Ilustrasi pencarian korban kapal tenggelam.
Sumber :
  • Antara/Adhitya Hendra

VIVA.co.id –  Lebih dari 200 personel gabungan terdiri dari Basarnas, BPBD, Marinir TNI AL, Polisi Air, Tagana, Satpol PP, SKPD, masyarakat dan relawan dikerahkan untuk melakukan pencarian terhadap lima penumpang kapal kayu yang karam di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Minggu 21 Agustus 2016.

Korban Meninggal KM Lestari Maju Bertambah Jadi 12 Orang

Pompong yang mengangkut warga Pulau Penyengat dari Tanjung Pinang ini, diketahui mengangkut 17 penumpang, di antaranya 16 penumpang dewasa serta satu anak-anak. Kapal dikemudikan oleh Said Marol.

Kapal karam setelah diterjang ombak besar. Selain itu, kapal kayu yang digunakan sebagian transportasi antarpulau ini juga sudah tidak layak pakai. Penumpang yang semula berupaya menyelamatkan diri dengan berenang tenggelam karena tersapu gelombang.
Pencarian Korban Sinar Bangun Resmi Dihentikan, Tabur Bunga Digelar
 
"Kondisi pompong tidak layak laut dan kondisi cuaca buruk (angin barat) dan sebagian besar penumpang tidak pandai berenang sehingga banyak menimbulkan korban. Kita sudah dapat kabar soal musibah ini karena kondisi cuaca yang sangat buruk. Tidak banyak yang berani menolong (turun ke laut)," ujar Usman, warga yang mengaku melihat kapal saat dihantam gelombang.
Bikin Onar di Danau Toba, Fadli Zon Bela Ratna Sarumpaet

Salah seorang korban selamat bernama  Resty, (20) asal  Batam, mengakui sudah berada di Pelabuhan Tanjung Pinang sejak pukul 08.30 wib. Saat kapal mulai berlayar, cuaca sudah mulai mendung, meski gelombang tinggi dan banyak penumpang menanyakan keamanan pelayaran, mereka mendapat jawaban kalau perjalanan ke Penyengat aman.

Pada pukul 09.00, mendekati Pelabuhan SBP antara Pulau Pinang dan  Penyengat, tiba-tiba angin kencang disertai hujan lebat dan ombak besar menerjang kapal. Air laut memasuki kapal dan penumpang mulai panik karena kapal terasa mulai tenggelam dan akan terbalik. Dalam hitungan detik, gelombang tinggi akhirnya membalikkan kapal. Penumpang mulai melompat dan mencoba berenang meraih kapal yang terbalik sebagai tempat tumpuan agar tidak tenggelam.
 
Banyak penumpang yang seluma berusaha berenang hilang karena terseret gelombang. Resty dan satu penumpang lain diselamatkan pompong yang berada di sekitarnya. Dia baru sadar setelah berada di daratan.
 
“Kejadian cepat sekali. Tiba-tiba kapal terbalik dan semua melompat. Saya juga berenang dan ditolong kapal lain,” katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya