Ujung Pisau Jadi Akhir Hidup Pelaku Sodomi di Yogya

Pelecehan seksual
Sumber :

VIVA.co.id – Perburuan terhadap Teguh Umbartono alias Pakde (40), pelaku pencabulan sejumlah pelajar SMA di Kabupaten Sleman, menuai hasil.

Pandemi COVID-19 Melanda, Kekerasan Seksual Merajalela

Jajaran Polres Sleman dan Polda DIY berhasil menemukan Teguh, yang sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Namun saat hendak dibawa ke Mapolda DIY dari tempat persembunyiannya, yaitu di Pati Jawa Tengah, Teguh nekat mengakhiri hidup dengan menusukkan pisau ke perutnya saat petugas mencarikan minum di SPBU Sambung, Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

Kejahatan Seksual atas Perempuan Meningkat selama 2019

Kapolres Sleman AKBP Yulianto, menjelaskan Pakde ditangkap pada hari Senin, 22 Agustus 2016 oleh petugas opsnal Polres Pati dengan permintaan Polres Sleman. Mendapat kabar penangkapan, tim dari Sleman berangkat disusul tim dari Polda DIY. Kemudian dilanjutkan dengan penggeledahan di kos tersangka.

"Tadi pagi sekitar pukul 03.00 WIB, Pakde dibawa menuju Yogya. Saat berhenti di SPBU untuk mencarikan minum Pakde menusukkan pisau ke perutnya," kata Yulianto, Selasa, 23 Agustus 2016.

Angka Kekerasan Seksual Anak di Jatim Tinggi, Ini Saran Kak Seto

Teguh sempat dilarikan ke RSUD dr Soeroyo, Kota Magelang dan dirujuk ke RSUP dr Sardjito Yogyakarta, namun nyawanya tak tertolong. Dari hasil visum, terdapat satu luka tusuk di tubuh tersangka.

Yulianto mengatakan, saat dibawa ke Jogja, tersangka sudah diborgol kedua tangannya di bagian depan. Namun Yulianto belum mengetahui rinci kejadian saat tersangka melakukan penusukan tersebut.

"Posisi duduknya dan berapa anggota yang melakukan pengawalan di dalam mobil kita belum tahu secara rinci. Karena saat ini anggota yang menangkap masih diperiksa di Polda," tuturnya.

Mengenai senjata tajam yang digunakan, perwira melati dua di pundak itu menjelaskan berasal dari barang bukti milik tersangka. Barang bukti itu disita dan diamankan di dalam tas dan disimpan di bagasi mobil Avanza.

Puluhan anak jadi korban

Tersangka dilaporkan polisi sekitar bulan Mei 2016 setelah ada tiga laporan polisi. Ia diduga melakukan pencabulan terhadap beberapa korban laki-laki.

"Ada tiga LP, tapi dari penyelidikan polisi, korbannya ada puluhan anak. Sebagian besar usia SMA, laki-laki. Ketika ditanya kenapa ndak laporan, dijawab nanti kalau tersangka sudah ditangkap," katanya.

Modus yang dilakukan tersangka untuk melakukan tindak pidana pencabulan itu adalah berpura-pura sebagai paranormal. Tersangka mengaku bisa membuka aura korbannya sehingga mudah menarik lawan jenis. Termasuk juga diberi ilmu kebal.

"Kejadian sudah sejak 2015. TKP di wilayah Depok, Sleman. Korbannya usia anak sekolah SMA. Ada yang disodomi, ada yang dionani," ujar Yulianto.

Sebelumnya, pihak Polda DIY memberikan informasi akan melakukan jumpa pers terkait dengan penangkapan pelaku pencabulan yang menimpa pelajar SMA di Yogyakarta.

Namun tanpa keterangan yang jelas Polda DIY membatalkan acara jumpa pers tersebut. Belakangan diketahui bahwa pelaku sodomi itu tewas usai menusukkan pisau di perutnya saat petugas membawanya dari Polres Pati ke Yogyakarta. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya