Keinginan Mbah Gotho, Calon Orang Tertua di Dunia

Mbah Gotho.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Fajar Sodiq

VIVA.co.id – Kakek asal Sragen bernama Sodimejo atau Mbah Gotho berusia sangat tua dibandingkan manusia kebanyakan saat ini. Berdasarkan data di Kartu Tanda Penduduk (KTP), Mbah Gotho berumur 146 tahun.  

Kakek Ini Pegang Rekor Manusia Tertua yang Sembuh COVID-19

Meski usia sudah menapaki 146 tahun, namun daya ingat Mbah Gotho masih cukup kuat. Ia sesekali menjelaskan terkait teka teki tahun kelahirannya yang disangkutpautkan dengan sejarah berdirinya pabrik gula Gondang di Sragen. Berdasarkan runutan sejarah, pabrik gula tersebut berdiri sekitar tahun 1880.

"Saat pabrik gula Gondang dibangun, saya sudah besar dan bisa melihat proses pembangunan pabrik itu," kata Mbah Gotho sambil mengingat-ingat sejarah berdirinya pabrik tersebut.

Kakek Ini Pegang Rekor Baru Manusia Tertua Sejagat

Lantas, berdasarkan keterangan administrasi kependudukan yang tercatat di KTP serta KK, tahun kelahiran Mbah Gotho adalah tanggal 31 Desember tahun 1870.

Menurut salah satu cucu Mbah Gotho, Suryanto, data otentik terkait surat keterangan lahir maupun lainnya tidak bisa ditelusuri karena data tersebut sudah lapuk atau rusak saat disimpan di Kelurahan. 

Meninggal Dunia, Manusia Tertua Asal Sragen Disorot Media Dunia

"Saat pindahan kantor Kelurahan, berkas-berkas katanya banyak yang lapuk. Ketika kami meminta data soal bukti kelahiran maupun bukti lainnya soal Mbah Gotho juga tidak bisa dicari," kata Suryanto saat ditemui VIVA.co.id di kediamannya di Segeran, RT 18 RW 08, Cemeng, Sragen, Jawa Tengah, Minggu, 28 Agustus 2016.

Mbah Gotho, kata dia, selama hidup pernah memiliki empat istri. Namun semua istrinya sudah meninggal dunia. Sedangkan putra putrinya kini tinggal seorang yang masih hidup.

"Dari hasil pernikahan itu telah menurunkan anak, cucu, cicit hingga canggah. Kalau jumlah cicitnya saya lupa karena kan ada beberapa keluarga dari istri Mbah Gotho yang lama yang enggak begitu dekat," kata dia lagi.

Saat ini Mbah Gotho tinggal bersama sang cucu. Suryanto mengatakan setiap harinya dia memandikan dan memberi makan orang yang berpotensi menjadi orang tertua di dunia tersebut. 

"Kan dari dulu ikut ibu saya. Nah, ibu saya meninggal terus yang ganti merawat Mbah Gotho saya sampai sekarang," ujar dia.

Kondisi Mbah Gotho, dijelaskan Suryanto, sudah berbeda dengan kondisi pada dua tahun lalu. Meski belum pikun namun pendengaran dan penglihatan Mbah Gotho sudah lemah.  

"Kalau ngobrol dengan Mbah Gotho harus teriak keras. Sedangkan untuk fisik, dulu itu simbah sering nyabutin rumput dan mencangkul di depan tapi kini sudah tidak. Hanya duduk-duduk dan tiduran sambil mendengarkan radio," kata dia.

Ditemui VIVA.co.id, Mbah Gotho mengatakan harapannya. Dia mengaku sudah bosan hidup. 

"Saya itu inginnya hanya satu, mati. Teman-teman seumuran saya sudah mati semua. Apa saya itu keliwatan (terlewat) lupa enggak diambil nyawanya ya," kata Mbah Gotho pasrah.

Menurut sang cucu, Suryanto, keinginan untuk meninggal dunia itu telah terlihat sejak tahun 1992 silam. Mbah Gotho bahkan telah menyiapkan beraneka ragam ubo rampe atau keperluan untuk kematiannya seperti batu nisan, cungkup, tanah makam, terbelo yaitu kayu penutup liang lahat.

"Saya sudah disuruh nyiapkan beli perlengkapan itu sejak tahun 1992. Itu batu nisannya juga sudah ada namanya Sodimedjo. Sedangkan tanggal dan tahun di batu nisan itu masih dikosongkan," kata Suryanto sambil menunjukkan batu nisan berwarna putih yang terletak di depan pintu kamar Mbah Gotho. 

Dengan usia tersebut, Mbah Gotho bakal bisa dinobatkan sebagai manusia tertua di dunia. Mba Gotho akan menggeser posisi warga Prancis yang sebelumnya menjadi manusia paling uzur di muka bumi.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya