Budi Waseso Girang Dicopot dari Kabareskrim Jadi Kepala BNN

Kepala BNN, Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso, mengungkapkan perasaannya ketika dia dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri lalu dipercaya memimpin Badan Narkotika Nasional (BNN) pada September 2015.

Bareskrim Telah Periksa Adik Kandung Indra Kenz

Sebagian orang, katanya, menganggap pencopotan itu akibat dia sering membuat kegaduhan politik melalui serangkaian aksi penegakan hukum. Tetapi dia malah girang atas pencopotan dan posisi baru itu karena merasa bebas dari kecaman publik.

"Saya dianggap gaduh maka diamankan (dicopot dari jabatan Kabareskrim dan menjadi Kepala BNN). He-he-he. Tapi tidak apa-apa, saya justru senang," ujarnya dalam sebuah forum yang digelar Majelis Permusyawaratan Rakyat di kompleks Parlemen di Jakarta pada Senin, 5 September 2016.

Bareskrim Sudah Blokir Rekening Doni Salmanan

Sebenarnya, kata Waseso, dia hanya berusaha bekerja secara profesional demi penegakan hukum saat menjabat Kabareskrim. Namun sebagian kalangan justru menganggap upaya-upaya itu bernilai politis, mengandung kepentingan kelompok maupun golongan, tidak murni penegakan hukum, dan lain-lain.

Dia hanya mensyukuri Presiden memberikan amanat baru sebagai Kepala BNN, yang disebutnya juga sebagai amanat Tuhan. Soalnya narkoba tidak hanya mengancam orang per orang, melainkan bangsa dan negara.

Penampakan Mobil Ferrari Indra Kenz yang Disita Bareskrim

"Saya ucapkan terima kasih kepada Presiden. Pertama, lepas dari bully-an (kecaman). Kedua, saya dapat amanat,” kata Waseso, yang mengaku senang bekerja secara keras.

Namun, ia tidak pernah menuntut anak buahnya bekerja sepertinya karena gajinya lebih besar dari anak buahnya.

"Karena gaji saya lebih besar, fasilitas yang saya terima lebih banyak," ujarnya.

Budi Waseso, saat menjabat Kabareskrim, mendapat perhatian khusus sejak Kepolisian menangkap dan memidanakan dua pimpinan dan seorang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad, Bambang Widjojanto, dan Novel Baswedan, pada tahun 2015. 

Sempat pula muncul desakan luas agar Budi Waseso dicopot, termasuk dari tokoh Muhammadiyah, Ahmad Syafi’i Ma’arif, yang berlanjut pada gerakan di media sosial.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya