Kapolri: Basri Dibekuk, Masih Ada Ali Kalora yang Berwibawa

Kapolri Jenderal Tito Karnavian (tengah).
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA.co.id – Kapolri Jenderal Tito Karnavian angkat bicara mengenai penangkapan tangan kanan kelompok Santoso, Basri dan istrinya baru-baru ini. Menurut Kapolri, Basri bersama istrinya ditangkap hidup-hidup saat menyeberang sungai. Namun, satu orang lainnya tewas lantaran terjatuh ke sungai yang memang cukup deras di lokasi penangkapan.

Pemakaman Sobron Si Anak Buah Santoso Dihadiri Simpatisan

"Dia (Basri) dengan istrinya ditangkap. Kemudian ada satu orang yang meninggal dunia karena terjatuh ke sungai karena sungai di sana cukup deras. Nah, Basri bersama istrinya ditangkap hidup-hidup dibawa ke Polda Sulawesi Tengah di Palu, sehat dan kita perlakukan baik," kata Kapolri di Nusa Dua, Bali, Kamis, 15 September 2016.

Tito melanjutkan, polisi memastikan Basri dan istrinya mendapat perlakuan baik sepanjang mereka tidak melakukan perlawanan. "Saya apresiasi kepada Satgas baik dari unsur TNI maupun Polri, karena Basri ini dia adalah orang nomor dua di kelompok Santoso," jelas Tito.

Kapolri Klaim Kelompok Santoso Sudah Mulai Melemah

Tito meyakini, kekuatan kelompok Santoso semakin melemah dengan tertangkapnya Basri. Kendati begitu, Kapolri mengatakan, masih ada Ali Kalora, tokoh di kelompok tersebut yang juga masih memiliki wibawa.

"Otomatis kekuatannya akan jauh sekali melemah. Memang masih ada namanya Ali Kalora. Tapi dia kelasnya jauh di bawah Santoso dan Basri ini," tutur Kapolri.

Adik Bomber Bali Ingin Bertemu dengan Penerus Santoso

Sebelumnya, Tito mengatakan, Basri alias Bagong merupakan bagian terpenting dalam jaringan organisasi teroris MIT di Poso, Sulawesi Tengah. Tertangkapnya Basri yang merupakan tangan kanan Santoso itu dinilai akan membuat jaringan teroris itu mulai melemah.

"Dengan tertangkapnya Basri otomatis kekuatan terpenting saya kira (kelompok MIT) sudah sangat lemah sekali," kata Tito Karnavian di PTIK, Jakarta Selatan, Rabu, 14 September 2016.

Sejumlah personel Inafis melakukan olah TKP tewasnya salah satu teroris anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso usai baku tembak dengan Densus 88 pada Jumat, (3/4/2015).

Polisi Tandai Persembunyian Kelompok Santoso di Dekat Sungai

"Kira-kira mereka tinggal seratus-dua ratus meter dari mata air."

img_title
VIVA.co.id
21 Desember 2016