Erupsi, Gunung Bromo Naik Level Siaga

Ritual Yadnya Kasada Bromo 2016
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA.co.id – Badan Geologi Kementerian ESDM meningkatkan status Gunung Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menjadi Level III atau Siaga pada Senin, 26 September 2016, sejak pukul 06.00 WIB. Peningkatan status ini karena aktivitas Gunung Bromo terus meningkatkan.

Heboh Banjir di Lautan Pasir Bromo, Ini Penjelasan TNBTS

Dari data pengamatan dan analisis data kegempaan, visual, dan potensi bahaya erupsi maka PVMBG menetapkan bahwa tingkat aktivitas Gunung Bromo dinaikan dari Level II atau Waspada.

Dengan kenaikan status tersebut, maka masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan pengunjung serta pendaki dilarang memasuki kawasan dalam radius 2,5 km dari kawah aktif Gunung Bromo. Wisatawan tidak boleh mengunjungi objek wisata puncak kawah Bromo dan Lautan Pasir.

Ngakak, Bocah Nangis Kejer tak Bertemu Teletubbies di Bromo

Selama periode 1 hingga 25 September 2016, terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum berfluktuatif berkisar 0,5–23 mm atau dominan 1–3 mm. Kemudian juga gempa hembusan, gempa vulkanik dangkal (VB) dan gempa vulkanik dalam (VA).

Sejak 24 September 2016 terjadi peningkatan signifikan jumlah gempa vulkanik dangkal (VB) yang mencapai jumlah 63 kejadian dan kejadian tremor menerus. Selama periode September 2016 terdengar suara gemuruh dari kawah Gunung Bromo, diikuti oleh keluarnya asap tebal dari lubang kawah dengan tinggi 50-900 meter, dan teramati sinar api samar-samar hingga jelas dari kawah.

Penampakan Macet 'Horor' di Bromo Saat Libur Natal, Dipenuhi Mobil dan Motor

Selain itu, seismik pada Minggu kemarin menunjukkan tremor vulkanik menerus dengan amplituda dominan 4 mm. Aktivitas kegempaan, yang didominasi oleh gempa vulkanik dangkal (VB), getaran tremor, dan deformasi yang menunjukkan kecenderungan inflasi.

Potensi erupsi magmatik menerus masih dapat terjadi, yang dapat disertai sebaran material vulkanik hasil erupsi berupa  hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar) mulai sekitar kawah hingga radius 2,5 km dari pusat erupsi.

"Dalam status Siaga, masyarakat di sekitar Gunung Bromo diminta tetap tenang dan agar tidak memasuki kawasan dalam radius 2.5 km dari kawah aktif. Tidak terpancing isu-isu tentang erupsi dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap kejadian erupsi yang menerus dan lebih besar," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Selain itu, BNPB terus melakukan koordinasi dengan PVMBG, BPBD Provinsi Jawa Timur, dan BPBD Probolinggo, Malang dan Pasuruan tentang aktivitas Gunung Bromo. Namun, belum perlu ada pengungsian. Sebab, dalam radius 2,5 km adalah lautan pasir dan tidak ada permukiman.

Selain itu, wisatawan tetap dapat menikmati keindahan Gunung Bromo dari Pasuruan. Wisatawan juga dapat melihat keindahan Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru dari Tosari dan Penanjakan. Dari Probolinggo pemandangan dapat dilihat dari Ngadasari. Jika dari Lumajang dapat dilihat dari Argosari. Justru saat terjadi erupsi maka wisata erupsi dapat dinikmati dari tempat aman.

Dengan kenaikan status Siaga ini diharapkan tidak menyurutkan wisatawan berkunjung. Erupsi Bromo dapat dimanfaatkan menjadi daya tarik wisata, khususnya untuk melihat keindahan asap letusan yang keluar dari dalam kawah Bromo.

"Ini adalah peluang daya tarik sendiri dari Gunung Bromo. Tidak perlu ditakuti, asal wisatawan berada pada tempat yang aman yaitu di luar radius 2,5 km," katanya.

Material vulkanik yang keluar dari kawah Bromo seringkali membentuk berbagai karakter, seperti harimau, wayang, elang, payung, hingga munculnya pelangi sesaat setelah dentuman dan kepulan asap keluar dari kawah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya