Misteri Emas Batangan Satu Kontainer Milik Dimas Kanjeng

Rumah yang dikabarkan sebagai markas santri Taat Pribadi alias Dimas Kanjeng, pemimpin Padepokan Kanjeng Dimas Taat Pribadi, di Kota Makassar pada Rabu, 28 September 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Sebanyak tiga orang penyidik dari Polda Jawa Timur akhirnya menyambangi Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Kelurahan Batua Kota Makassar, Senin, 3 Oktober 2016.

FKUB Sulsel Larang Pendeta Gilbert Datang ke Makassar, Ini Alasannya

Dari pantauan VIVA.co.id, tiga penyidik ini melakukan penggeledahan selama lebih kurang 30 menit di sebuah rumah yang diduga milik Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng, Marwah Daud Ibrahim.

Namun, para anggota kepolisian ini enggan membeberkan apa saja barang yang diperiksa dan disita dari rumah kayu semi permanen berwarna cokelat tua tersebut.

Korban Meninggal akibat Longsor Tana Toraja Capai 18 Orang

Menurut juru bicara Polda Sulawesi Selatan Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, penyidik akan melakukan pemeriksaan sejumlah saksi dan barang bukti selama beberapa hari.

"Besok dijadwalkan pemeriksaan saksi dan barang bukti," kata Frans Barung usai mendampingi penyidik Polda Jatim di Padepokan Dimas Kanjeng Makassar.

Terungkap Motif Suami Bunuh Istri Lalu Timbun Jasad Korban Dalam Rumah di Makassar

Frans Barung mengatakan penyidik Polda Jatim juga akan menelusuri keberadaan 500 kilogram emas batangan di Makassar. Emas itu, kata Frans, disebut oleh seorang korban asal Sulawesi Selatan yang melapor di Polda Jatim.

"Konon ada emas sebanyak 500 kilogram di Makassar yang pernah dikirim ke Makassar lewat kontainer. Emas itu masih ditelusuri keberadaanya," kata Barung.

Salah seorang warga setempat, Ekawati (36), mengatakan rumah itu dulunya merupakan sekretariat Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI). Namun, sejak tahun 2013, rumah itu rutin melakukan pengajian. "Mereka pengajian tiap malam Senin dan Jumat," kata Eka.

Ia mengaku tidak mengetahui pasti kegiatan yang ada di dalam rumah itu. Pasalnya, tiap pengajian rumah itu tertutup rapat. "Yang kami dengar sepertinya mereka zikir," katanya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya