Penggerebekan Jaringan Noordin M Top

Jumlah Bomber Lebih Banyak Dari Perakit Bom

VIVAnews - Gembong teroris asal Malaysia, Noordin M Top ditengarai memakai sistem sel dalam organisasi terorisnya.

Menurut Pengamat Teorisme, Al Haidar, ada sekitar tiga sel yang dimiliki jaringan Noordin. "Tiap sel 5 orang," kata dia usai diskusi bertajuk 'Generasi Muda dan Terorisme' di Museum Keprajuritan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu 15 Agustus 2009 malam.

Saat ini, tambah dia jumlah bomber lebih banyak daripada pembuat bom. "Di sel Noordin, pembuat [bom] kurang lebih ada tiga orang, yang pernah dilatih oleh Azahari," tambah dia.

Upik Lawanga atau Taufik Bulaga dan Reno alias Tedy alias Mubarok, diduga ada di dalam organisasi Noordin.

Meski jumlahnya sedikit, keahlian merakit bom para anak buah Noordin tak bisa disepelekan. "Kemampuan merakit terus meningkat," kata Haidar.

Buktinya adalah tiga bom, dua diantaranya meledak, yang digunakan untuk mengebom Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton pada Jumat 17 Juni 2009.

"Seperti bukan rakitan sangat rapi, [padahal]  itu hasil rakitan," tambah Haidar.

Setelah kematian Dr Azahari pada 2005, Noordin dianggap menggantikan posisi Azahari sebagai pimpinan jaringan teror.

Jaringan Noordin dianggap bertanggungjawab di balik sejumlah aksi teror di Indonesia, termasuk bom bunuh diri di JW Marriott dan Ritz Carlton.

Aksi kelompok Noordin M Top belum berhenti. Dalam penggerebekan di Kompleks Puri Nusaphala, Jati Asih, Bekasi, polisi menemukan lebih dari 120 kilogram bahan peledak.

Menurut keterangan Amir Abdillah, polisi mengatakan bahan peledak itu akan ditujukan pada dua sasaran, Istana Negara dan  kediaman Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas,  Bogor, Jawa Barat.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024