Waria Ditangkap Jadi Muncikari Prostitusi Online

Ilustrasi/Kampanye anti-prostitusi online.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Maulana Surya

VIVA.co.id – Perdagangan manusia lewat media sosial kembali ditemukan. Kali ini, Muhammad Nur Rizki alias Icha (21 tahun), seorang waria, ditangkap Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polresta Palembang, Sumatera Selatan, Kamis malam, 20 Oktober 2016.

Jual Jasa PSK Tarif Rp2,5 Juta, Mucikari Cantik Pangkal Pinang Ini Ditangkap dengan Barbuk

Rizki kedapatan menjajakan seorang perempuan berinisial IC (21 tahun) melalui sebuah aplikasi media sosial.

Terbongkarnya bisnis prostitusi yang digeluti Rizki, terbongkar saat petugas menyamar sebagai pelanggan. Melalui aplikasi Beetalk, Rizki menawarkan IC seharga Rp2 juta untuk satu malam. 

Modus Kontes Model, 2 ABG Belia Nyaris Berangkat Dijual jadi PSK di Balikpapan

Setelah kesepakatan terjadi, IC akan diantarkan ke salah satu hotel yang berada di kawasan Kecamatan Ilir Barat I. Petugas yang sudah berada di lokasi, langsung membekuk Rizki.

Dari pengakuan tersangka, dia sudah lama menjadi muncikari. Namun khusus di Palembang, dia baru menginjakkan kaki selama enam bulan.

Prostitusi Online Pringsewu Terbongkar, Mucikari yang Jual PSK Muda Tarif Rp700 Ribu Diciduk

"Tidak bisa saya sebutkan berapa jumlah wanitanya. Tapi kalau ada yang pesan bisa saya siapkan," kata Rizki di Polresta Palembang, Jumat, 21 Oktober 2016.

Sementara itu, berdasarkan pengakuan IC, awalnya dia mengenal Rizki melalui jejaring sosial Facebook enam bulan terakhir. IC juga mengakui, saat berkenalan itu dia meminta untuk dicarikan pria 'hidung belang'.

"Untuk kebutuhan keluarga, saya juga tidak bekerja. Jadi terpaksa begini," kata IC.

Pada kesempatan ini, Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Maruly Pardede, menerangkan Rizki akan dijerat dengan Pasal 9 Undang-Undang nomor 21 tahun 2007 tentang Perdagangan Orang dengan ancaman maksimal 6 tahun penjara, dan denda Rp240 juta.

"Barang bukti handphone dan uang hasil transaksi juga kita dapatkan. Sekarang masih dikembangkan untuk mencari korban-korban lain," kata Maruly. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya