Mensos: Jatim Terbanyak Warga NU Sekaligus Desa Miskin

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Ada dua semangat utama pemerintah menetapkan Hari Santri pada 22 Oktober. Selain sebagai peneguh peran pesantren pada tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), diharapkan partisipasi pesantren pada pemberdayaan umat.

GP Ansor Ungkap Makna Gowes 90 KM, Simbol Perjuangan Menuju Indonesia Emas 2045

Hal itu disampaikan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, saat berceramah dalam peringatan Hari Santri Nasional di Aula Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, pada Sabtu, 22 Oktober 2016. Dia mengaku sebagai ketua tim yang ditunjuk Presiden Joko Widodo pada penetapan Hari Santri tahun 2015.

"Selain untuk meneguhkan peran pesantren pada pengawalan NKRI, juga diharapkan peran dan sinergi pesantren pada pemberdayaan ekonomi masyarakat secara signifikan," kata Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu.

Pendeta Gilbert Olok-olok Salat dan Zakat, PBNU: Kami Umat Islam Diajarkan untuk Menahan Emosi

Mula keputusan penetapan Hari Santri dirumuskan, kata Khofifah, disiapkan pesantren-pesantren percontohan dalam peran pemberdayaan masyarakat. "Disiapkan mana pesantren-pesantren agro, pesantren bahari, dan mana pesantren wirausaha," ujarnya.

Peran pesantren pada pemberdayaan ekonomi masyarakat sangat dibutuhkan. "Data BPS (Badan Pusat Statistik) per Maret 2016, provinsi yang warga perkotaannya paling banyak yang miskin adalah Jawa Barat. Tapi provinsi yang warga perdesaannya paling miskin, ada di Jawa Timur," kata Khofifah.

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor yang Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif

Menurutnya, jika Jatim tercatat sebagai provinsi terbanyak penduduk miskin perdesaan, itu bisa dipastikan adalah warga NU. "Ini yang harus kita jawab pada peringatan Hari Santri Nasional kedua tahun ini," Khofifah berharap.

Pesantren dan NU, katanya, memerlukan pemetaan dakwah yang baru dengan menegaskan kegiatan yang nyata manfaatnya bagi masyarakat. "Dakwah bil-hal (program nyata), dakwah bil-mal (pemberdayaan ekonomi), dan dakwah bil-kitaabah (pendidikan), harus menjadi bagian dari peta baru dakwah pesantren dan Nahdlatul Ulama," katanya.

Selain di Kediri, Menteri Khofifah juga menghadiri peringatan Hari Santri 'Parade Salawat Nariyah Satu Miliar' di Pesantren Bustanul Mutaallimin di Kota Blitar, pada Jumat malam, 21 Oktober 2016. Menteri Pemberdayaan Perempuan era Presiden Abdurrahman Wahid itu akan menghadiri acara serupa di Kabupaten Tulungagung pada Sabtu malam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya