Said Aqil: NU Didirikan bukan untuk Demonstrasi

Ketua Umum Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siroj, di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan di Jakarta pada Jumat, 14 Oktober 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Moh Nadlir

VIVA.co.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, kembali menegaskan larangannya kepada warga NU atau nahdliyin untuk melakukan unjuk rasa pada 4 November 2016 mendatang. Unjuk rasa itu terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

GP Ansor Ungkap Makna Gowes 90 KM, Simbol Perjuangan Menuju Indonesia Emas 2045

Said melarang tegas warganya ikut dalam demonstrasi tersebut. Bahkan, dia juga melarang adanya pemakaian atribut NU dalam unjuk rasa nanti.

"Yang saya larang, memakai atribut NU. Yang saya larang, jangan pakai bendera Anshor, bendera IPNU, karena NU didirikan oleh kyai-kyai bukan untuk demonstrasi tapi untuk pendidikan, kerakyatan, dan kemasyarakatan," kata Said di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 1 November 2016.

Pendeta Gilbert Olok-olok Salat dan Zakat, PBNU: Kami Umat Islam Diajarkan untuk Menahan Emosi

Dia tidak menampik jika menjelang unjuk rasa 4 November mendatang, situasi cukup panas, terutama di media sosial. Namun Said berharap bahwa situasi akan tetap kondusif.

"Mudah-mudahan sih tidak benar, tidak panas mudah-mudahan, biasa-biasa saja," ujar dia.

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor yang Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif

Said sendiri datang ke Istana guna memenuhi undangan Presiden Joko Widodo. Dia tidak menyebut keterkaitan undangan dari Presiden itu dengan rencana unjuk rasa tanggal 4 November 2016.

Said hanya menyatakan pertemuan itu untuk membahas persatuan NKRI.

"Pemerintah dalam hal ini selalu mengajak kekuatan civil society sebagai pilar bangsa untuk menjaga keutuhan NKRI secara umum," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya